Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Bisnis IMT-GT

Dorong Investasi dan Kerja Sama

Jakarta – Hari Rabu lalu, menjadi momentum penting bagi Indonesia saat negara ini menjadi tuan rumah Forum Bisnis Kerja sama Segitiga Pertumbuhan IMT-GT yang diadakan di Batam. Acara ini merupakan bagian integral dari rangkaian kegiatan Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-29, yang melibatkan Indonesia, Malaysia, dan Thailand, tiga negara tetangga yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan kerja sama ekonomi di kawasan.

Dengan tema “Emerging Opportunities of IMT-GT Economic Zones” (Peluang-Peluang Baru Kawasan Ekonomi IMT-GT), forum bisnis ini menjadi ajang penting bagi kalangan pengusaha untuk berdiskusi, menjajaki peluang investasi, dan memperkuat kerja sama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta Kawasan Industri di wilayah IMT-GT. Hal ini sejalan dengan implementasi Cetak Biru IMT-GT 2022-2026 yang menekankan pentingnya mengembangkan jaringan produksi lintas batas dan regional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, menjadi salah satu pembicara utama dalam acara ini dan menyampaikan keynote speech. Dalam pidatonya, Menteri Rafizi menggarisbawahi bahwa selain potensi lokasi strategis dan sumber daya alam yang melimpah, IMT-GT juga harus mengatasi sejumlah tantangan, termasuk kesenjangan infrastruktur, inkonsistensi peraturan, dan keterbatasan akses terhadap pendanaan. “Kolaborasi dan integrasi di sub-kawasan memberikan peluang besar untuk mengatasi tantangan ini,” ujar Menteri Rafizi.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memprioritaskan penguatan koridor ekonomi melalui pengembangan jaringan produksi lintas batas dan regional. Dalam Cetak Biru IMT-GT 2022-2026, telah diidentifikasi 16 proyek unggulan yang akan mendorong transformasi dan integrasi regional. “Dengan pendekatan spasial, kita optimalkan potensi kawasan ekonomi strategis seperti Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Perbatasan, sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi sub-regional,” jelas Deputi Edi.

Selain itu, Deputi Edi juga menyoroti keunggulan kawasan IMT-GT yang berada di jalur lalu lintas perdagangan dunia. Potensi ini perlu dimanfaatkan dengan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk membangun kawasan investasi yang terintegrasi dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di kawasan IMT-GT.

Deputi Bidang Koordinasi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, menambahkan bahwa salah satu fokus kegiatan adalah promosi bersama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri. “Terbangunnya KEK akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan transfer teknologi. Kolaborasi dalam mempromosikan KEK akan dapat menyatukan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian untuk menarik investasi, mempromosikan inovasi, dan menumbuhkan perekonomian yang berkelanjutan dan kompetitif di wilayah IMT-GT,” ujar Deputi Wahyu, dilansir dari CNBC Indonesia, Jum’at, 29 September 2023.

Dialog yang melibatkan pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan sektor usaha merupakan upaya Pemerintah untuk menyelaraskan setiap rencana pembangunan dengan perspektif kawasan. Penyelenggaraan dialog ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi potensi masing-masing kawasan industri yang dapat saling melengkapi, meningkatkan konektivitas, membangun rantai pasok, dan memposisikan sub-regional IMT-GT sebagai pusat produksi.

Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian apresiasi oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub-Regional Kemenko Perekonomian, Netty Muharni, yang menekankan kembali rencana Pemerintah untuk menggalakkan dialog antara Pemerintah dan swasta sebagai agenda reguler dalam setiap pertemuan kerja sama sub-regional.

Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh pengusaha dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus/Kawasan Industri ketiga negara IMT-GT, menandakan komitmen kuat dalam memajukan kerja sama ekonomi di kawasan ini.

 

CNBC Indonesia

Komentar