Armada Damkar Perlu Ditambah, DPRK Banda Aceh Panggil Dinas Terkait

BANDA ACEH – Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengatakan, Banda Aceh masih membutuhkan banyak tambahan mobil pemadam kebakaran (Damkar).

Hal itu diketahui setelah dilakukan evaluasi terhadap penanganan kebakaran Suzuya Mall Banda Aceh.

DPRK Banda Aceh pun sudah memanggil pihak Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Banda Aceh, Rabu (6/4/2022) di gedung dewan setempat.

Namun dari hasil pertemuan itu, Farid menyimpulkan, perlunya disiapkan sumber daya manusia (SDM) tambahan yang terampil dan memadai, karena selama ini ternyata SDM-nya masih kurang.

Dari penjelasan DPKP, saat ini Pemko memiliki sejumlah 80 orang personel yang tersebar di empat pos pemadam kebakaran yaitu Pos Rusunawa, Pos Jalan Pelangi, Pos Simpang Mesra dan Pos Pango, serta Posko induk di Jalan Soekarno Hatta.

Dikatakan, idealnya DPKP memiliki personel dua kali lipat dari yang ada saat ini.

Apalagi sejak pandemi Covid-19, kegiatan capacity building untuk personel tidak dapat dilaksanakan.

Farid menambahkan, mobil armada pemadam kebakaran yang dimiliki DPKP saat ini sebanyak 14 unit.

Namun yang siap untuk digunakan sebanyak 12 unit, termasuk armada suplai air.

Beberapa armada sebagian besar kurang baik dan beberapa unit rusak berat karena dimakan usia.

Termasuk mobil canggih senilai Rp 16 miliar yang tidak dapat dioperasikan karena kendala teknis.

“Alhamdulillah, dalam kebakaran Suzuya Mall, DPKP Kota mendapat bantuan 7 armada dari Aceh Besar dan 1 unit dari Polresta.

Karena itu armada damkar kita harus dievaluasi.

Idealnya kita butuh sepuluh armada lagi, ini nanti yang perlu dibicarakan dengan pemerintah kota.

Sebab perkembangan kota yang semakin pesat, tentu juga membutuhkan kesiapan armada pemadam kebakaran yang canggih,” ujar Farid yang didampingi Wakil Ketua DPRK, Usman.

Farid mengatakan, dari pertemuan tersebut pihak legislatif dapat mengetahui secara detail apa yang menjadi kendala dalam proses penanganan kebakaran Suzuya Mall.

Dan ini akan menjadi catatan evaluasi bagi DPRK untuk memberikan rekomendasi kepada Pemko Banda Aceh, bagaimana kesiapan instansi terkait dalam menghadapi kebakaran atau bencana lain ke depannya.

“Dari kejadian kebakaran Suzuya Mall ini banyak yang menjadi catatan evaluasi kita ke depan, bahwa harus ada evaluasi secara menyeluruh dalam penanganan pemadaman kebakaran di Banda Aceh,” kata Farid.

Petugas Pemadam Harus Diproteksi Maksimal

Farid Nyak Umar menyatakan, personil pemadam kebakaran harus mendapatkan proteksi yang maksimal saat bertugas dengan tersedianya peralatan pelindung yang cukup.

Katanya, hal ini sangat penting diperhatikan.

Apalagi, dari penjelasan DPKP, mereka hanya memiliki dua unit baju yang tahan api.

“Keselamatan personel damkar dalam menjalankan tugas harus menjadi prioritas utama.

Sebab mereka mempertaruhkan nyawanya dalam bertugas.

Karena itu personel damkar harus memperoleh pelatihan yang standar dan dilengkapi dengan peralatan yang sangat memadai, agar benar-benar terproteksi keselamatannya,” tegas Farid.

Di samping itu, kata Farid, untuk ke depan pemko melalui Dinas PUPR juga perlu mengevaluasi ketika menerbitkan izin mendirikan bangunan atau IMB, harus ada perhitungan atau analisis manajemen risiko bencana seperti jika terjadi kebakaran, bencana atau kondisi emergency lainnya.

Karena itu pihaknya juga meminta kepada dinas terkait untuk segera menyurati kantor-kantor pemerintah, fasilitas publik dan juga pemilik pusat pembelanjaan, swalayan ataupun pasar untuk melakukan upaya preventif terhadap bencana yang kejadiannya tidak bisa diprediksi.

“Kita berharap Pemko segera melakukan evaluasi dari peristiwa kebakaran tersebut, baik itu armada damkar maupun peralatan yang dimiliki, SDM personil dan peningkatan kapasitas personel. Sehingga ke depannya pemerintah akan lebih siap untuk mengantisipasi dan menanggulangi kebakaran dan bencana lainnya,” tutur Farid.[Adv]

Komentar