Tradisi Meugang di Aceh Ternyata Banyak Manfaat, Simak Ulasan Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar

BANDA ACEH – Ketua DPR Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengungkap sejumlah manfaat tradisi meugang di Aceh.

Setidaknya ada tiga manfaat tradisi meugang di Aceh yang disampaikan Farid Nyak Umar yang juga sebagai politikus asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Apa Itu Tradisi Meugang?

Menjelang Ramadhan, masyarakat di Aceh akan ramai-ramai membeli daging sapi, lalu memasaknya, dan kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga.

Tak jarang turut diundang pula tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Tradisi unik ini bernama meugang.

Dalam tradisi meugang, tali kebersamaan akan dipererat.

Hal ini diungkapkan oleh Farid Nyak Umar, Ketua DPR Kota Banda Aceh saat berbincang dalam program ‘Wawancara Khusus, Kutaraja dalam Bulan Ramadhan’ yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Serambi On TV pada Rabu (30/3/2022).

Dia mengatakan, tradisi meugang di Aceh merupakan hal yang sangat menarik dan lagendaris.

“Tradisi meugang, ini suatau yang sangat menarik dan ini sangat lagendaris,” kata Farid Nyak Umar saat siaran langsung di kanal YouTube Serambi On TV yang dipandu host Serambi Indonesia, Firdha Ustin.

Sejarah Meugang

Dalam kesempatan tersebut, Farid Nyak Umar juga mengulas tradisi meugang di Aceh.

Sebutnya, apabila kita mengulik literatur, tradisi meugang di Aceh sudah ada sejak zaman Sultan Iskandar Muda.

Farid menceritakan, kala itu Sultan Iskandar Muda mulai menyampaikan, untuk melaksanakan makmeugang atau lebih dikenal dengan istilah meugang.

Adapun permintaan petinggi istana kala itu untuk membagikan daging meugang kepada masyarakat di sekitar kerajaaan, termasuk kepada orang miskin yang sangat diproritaskan.

“Ini (meugang) sudah turun temurun terjadi sampai bahkan masa kolonial Belanda itu juga tradisi ini masih berjalan. Sudah ada sejak ratusan tahun seperti itu,” lanjut Farid.

Farid juga mengatakan bahwa tradisi meugang ini memiliki nilai dan pesan penting bagi masayarakat.

Lantas, apa saja manfaat tradisi meugang di Aceh?

Manfaat Meugang 

1. Wujud Rasa Syukur

Farid Nyak Umar mengatakan, tradisi meugang di Aceh bermanfaat sebagai wujud rasa syukur warga atas nikmat yang Allah berikan kepada masyarakat Aceh.

Rasa syukur tersebut diwujudkan oleh masyarakat Aceh dengan cara membeli daging dan diolah menjadi aneka sajian makanan lezat khas Aceh seperti menu masak puteh hingga masak merah.

Kemudian daging yang telah dimasak itu siap disantap bersama-sama sebagai wujud kesyukuran masayarakat Aceh.

2. Mempererat Hubungan Anak dan Orang Tua

Sambung Farid, tradisi meugang di Aceh juga diartikan sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya.

Dia mengatakan, meugang di Aceh juga menjadi momen penting bagi keluarga.

Biasanya, saat meugang berlangsung, anak maupun kerabat yang merantau atau tinggal di tempat jauh, akan pulang untuk merayakannya.

“Tidak sah rasanya kalau kita punya keluangan waktu, kalau kita tidak pulang ke tempat ibu kita merasakan masakan makmeugang dari ibu kita. Meugang menjadi momen penting bagi keluarga. Bahkan ada yang khusus pulang dari luar negeri untuk bisa menikmati masakan makmeugang orang taunya,” imbuhnya.

3. Saling Berbagi Kepada Sesama

Selanjutnya ungkap Farid, tradisi meugang di Aceh juga menjadi kesempatan untuk saling berbagi kepada orang yang kurang mampu atau bagi orang yang mungkin sedikit dari segi pendapatan.

“Nah kesempatan meugang ini, kita bisa mengundang saudara-saudara kita untuk berbagi merasakan daging meugang, karena saya melihat kalau di Aceh, semiskin-miskinnya orang Aceh, itu dia paling tidak setiap tahun bisa 3 atau 4 kali makan daging di samping meugang seperti maulid,” ucapnya.

Terakhir, beliau mengatakan tradisi meugang jelang Ramadhan tentunya menjadi momen yang paling spesial.

Pasalnya, di momen mugang ini dapat menjadi kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk saling berbagi. “Seseorang yang memiliki rizki yang lebih banyak dan dia belikan daging meugang,” pungkasnya.[Adv]

Komentar