Digitalisasi BSI Makin Ekspansif, Belanja IT Tahun Ini Rp 1,5 T

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI terus memperkuat layanan digital. Bank syariah terbesar di Indonesia itu saat ini fokus pada sistem pembayaran.

Direktur Penjualan & Distribusi BSI Anton Sukarna mengatakan pengembangan layanan digital BSI membuat penyaluran pembiayaan lebih cepat, mudah, dan dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Pembiayaan itu mencakup gadai emas, cicil emas, multiguna, dan BSI OTO.

“Dari hampir 20 juta nasabah BSI, baru sekitar 1,16 juta yang menikmati pembiayaan. Hanya 5,9% dari total nasabah. Pun demikian kalau kita perdalam lagi yang menikmati pembiayaan consumer baru 600.000, dari sisi user digital masih rendah sekali. Kondisi ini memberi keuntungan untuk dapat tumbuh lebih baik dengan optimal customer base,” ujar Anton saat Paparan Kinerja Keuangan BSI 2023 secara virtual, Kamis (1/2/2024).

Ia juga memaparkan dari seluruh pembukaan rekening, sebanyak 86% merupakan online on boarding. Dari jumlah transaksinya, sebanyak 97% menggunakan layanan digital.

Kemudian, jumlah pengguna mobile banking BSI saat ini sebanyak 6,3 juta dengan volume transaksi sebanyak 467 triliun per Desember 2023.

Sementara itu, BSI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk IT sebesar Rp1,5 triliun di tahun 2024. Jumlah itu naik 13,6% secara tahunan dari alokasi sebesar Rp1,32 triliun tahun 2022.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan alokasi untuk IT tersebut merupakan yang paling besar. Menurutnya teknologi dan digital menjadi faktor penting bagi BSI, terutama karena hampir 70% dari nasabah BSI berasal dari segmen consumer dan retail.

“Artinya jumlah nasabah yang terus meningkat, setiap tahun, setiap bulan, dan setiap hari, sudah tentu kemampuan IT dan digital kita terus tingkatkan,” kata Hery pada kesempatan yang sama.

Hal itu mencakup keamanan siber dan juga penguatan aplikasi mobile BSI. Hery mengatakan semua itu menggunakan standar internasional.

Di sisi lain, Direktur Keuangan & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho menyampaikan bahwa capex IT pihaknya dari tahun 2021 hingga sekarang terus meningkat. Ia mengatakan ada empat area utama yang dibelanjakan, yakni keamanan, standarisasi infrastruktur, perangkat stabilisasi infrastruktur, dan juga untuk pengembangan bisnis termasuk digital.

“Tentu nanti areanya memang setelah tahun 2023 banyak di area security, sekarang banyak juga di area business enablers. Jadi ini yang kita harapkan kombinasi antara solusi yang lengkap dengan security yang baik, dengan spend yang cukup besar mudah-mudahan bisa membawa bank ini sebagai salah satu bank terbaik untuk IT practice-nya,” ujar Cahyo.

Sumber : CNBCINDONESIA

Komentar