6 Fakta Sianida, Racun Mematikan yang Merenggut Nyawa dalam Kasus-Kasus Terkenal

Jakarta – Racun sianida kembali mencuri perhatian publik setelah rilisnya film dokumenter Netflix berjudul “Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.” Film tersebut mengangkat kisah tragis pembunuhan dengan sianida yang terjadi pada tahun 2016, yang melibatkan Jessica Kumala Wongso dan Wayan Mirna Salihin. Namun, kasus ini ternyata hanya puncak dari permasalahan yang lebih besar terkait dengan racun sianida di Indonesia.

Sianida: Racun Mematikan dalam Berbagai Bentuk

Sianida adalah racun yang sangat mematikan dan bereaksi dengan cepat. Departemen Kesehatan New York, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa sianida dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Sianida bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan sehari-hari kita. Senyawa ini dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan alga tertentu, serta ditemukan di dalam asap rokok, knalpot kendaraan, dan beberapa jenis makanan, seperti bayam, rebung, almond, biji buah, dan tapioka.

Beragam Bentuk Sianida

Sianida dapat ditemukan dalam beberapa bentuk yang berbeda, termasuk hidrogen sianida, natrium sianida, dan kalium sianida. Hidrogen sianida, yang biasanya beraroma almond pahit, bisa berwujud cairan berwarna biru pucat atau gas tidak berwarna pada suhu tertentu. Sementara itu, natrium dan kalium sianida berbentuk bubuk putih dengan aroma yang juga mirip almond. Ada juga senyawa lain bernama sianogen klorida, yang dapat menghasilkan sianida. Sianogen klorida adalah gas cair tidak berwarna yang memiliki bau menyengat.

Penggunaan dan Sumber Paparan Sianida

Dalam sejarahnya, hidrogen sianida pernah digunakan sebagai senjata kimia, alat untuk pembunuhan massal, bahkan senjata perang. Saat ini, senyawa yang mengandung sianida digunakan dalam berbagai industri, termasuk sebagai pestisida, dalam pembuatan plastik, pengembangan foto, dan pertambangan. Industri besi-baja, industri kimia, dan pengolahan air limbah juga diketahui dapat menghasilkan sianida.

Sianida dalam Kehidupan Sehari-hari

Paparan sianida dalam jumlah rendah dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, berasal dari makanan, rokok, polusi udara, hingga ruangan dengan ventilasi buruk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami cara menghadapinya.

Cara Kerja Sianida dalam Tubuh

Sianida, saat masuk ke dalam tubuh dalam jumlah rendah, dapat diubah menjadi tiosianat yang tidak terlalu berbahaya dan dikeluarkan melalui urin. Selain itu, dalam jumlah kecil, sianida dapat bergabung dengan bahan kimia lain untuk membentuk vitamin B12 yang penting untuk menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah.

Namun, jika jumlah sianida yang masuk ke tubuh terlalu besar, dampaknya sangat fatal. Sianida dapat mematikan sel-sel tubuh dengan cepat dengan menghambat penggunaan oksigen. Akibatnya, fungsi jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat dapat terganggu bahkan berhenti dalam waktu yang singkat.

Pertolongan Pertama dalam Kasus Terpapar Sianida

Menurut Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika seseorang terpapar sianida dalam jumlah besar, termasuk keluar dari lokasi yang tercemar sianida, melindungi saluran pernapasan, dan jangan berusaha memaksakan muntah. Semua langkah ini sangat penting untuk keselamatan nyawa.

Kasus-kasus yang melibatkan sianida seperti kasus Jessica Wongso dan Wayan Mirna Salihin atau kasus sate ayam beracun sianida di Majalengka, Jawa Barat, mengingatkan kita akan bahayanya senyawa ini.

 

CNBC Indonesia

Komentar