KPK Razia Kantor Menteri Pertanian dan Temukan Bukti Penting dalam Kasus Korupsi

Jakarta – Tim penyelidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di kantor Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Hasilnya, tim berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga erat terkait dengan dugaan kasus korupsi yang tengah diselidiki.

Ali Fikri, juru bicara KPK, mengungkapkan bahwa dalam penggeledahan tersebut, tim berhasil menemukan dokumen-dokumen serta bukti elektronik yang memiliki potensi besar untuk mengungkap perbuatan pidana yang dilakukan oleh para tersangka dalam kasus ini.

“Ditemukan dan diamankan bukti antara lain dokumen dan bukti elektronik yang diduga memiliki kaitan erat dengan perbuatan pidana yang dilakukan para tersangka dalam perkara ini,” ujar Ali Fikri, Sabtu (30/9/2023).

Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh KPK adalah melakukan analisis lebih lanjut terhadap barang bukti yang telah ditemukan. Selain itu, KPK juga berencana untuk segera melakukan penyitaan terkait dengan temuan ini.

Ali Fikri juga menyatakan bahwa hasil penggeledahan tersebut akan dikonfirmasikan kepada para pihak yang nantinya akan dipanggil sebagai saksi dalam kasus ini.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diduga terlibat dalam berbagai tindak pidana, termasuk penyalahgunaan laporan pertanggungjawaban, suap-menyuap, dan gratifikasi. Kasus ini juga melibatkan Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta.

Meskipun dalam berita ini tidak disebutkan nama tersangka yang baru, KPK telah mengungkapkan bahwa proses penyidikan telah dibuka, dan tersangka telah ditetapkan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) KPK dalam proses penyidikan.

Selain penggeledahan kantor Menteri Pertanian, KPK juga melakukan penggeledahan di rumah Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Widya Chandra, Jakarta. Di sana, KPK menemukan uang tunai dalam rupiah dan mata uang asing senilai puluhan miliar rupiah, dokumen, bukti elektronik, dan bahkan 12 unit senjata api.

Penyelidikan di rumah Menteri Pertanian tersebut berlangsung sejak Kamis sore (28/9/2023) hingga Jumat pagi (29/9/2023).

 

CNBC Indonesia

Komentar