Greenflation dan Lithium Ferro-phosphate Bikin Riuh Debat Keempat

Jakarta – Debat cawapres pada malam sebelumnya menyuguhkan dua istilah asing, yakni “greenflation” dan “lithium ferro-phosphate”, yang diungkapkan oleh cawapres Gibran Rakabuming Raka. Pada sesi tanya jawab, Gibran bertanya kepada Mahfud Md tentang “greenflation” dan kepada Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengenai “lithium ferro-phosphate”.

Mengenai “greenflation”, Gibran memberikan terjemahan Bahasa Indonesia, yaitu “inflasi hijau”. Istilah ini merujuk pada ongkos yang timbul akibat kebijakan pro-lingkungan hidup atau “go-green”. Risiko ekonomi dari kebijakan ini terutama terasa dalam jangka pendek, tetapi dianggap lebih baik untuk keberlangsungan lingkungan dan ekonomi dalam jangka panjang. Greenflation terkait dengan kenaikan harga komoditas yang mendasarinya, seperti logam-logam penting bagi teknologi transisi energi.

Namun, dalam jawaban Mahfud Md terjadi ketidakpuasan dari Gibran. Mahfud menilai pertanyaan ini sebagai sebuah gimik belaka, dan keriuhan terjadi dalam debat tersebut.

Selanjutnya, Gibran bertanya kepada Cak Imin tentang “lithium ferro-phosphate” (LFP). Gibran ingin mengetahui sikap Cak Imin terkait nikel. LFP, atau lithium ferro-phosphate, adalah material katoda untuk baterai ion lithium (Lithium ion battery). LFP memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa tipe baterai lainnya, namun dianggap lebih murah, lebih aman, rendah toksisitas, dan memiliki umur yang lebih panjang. Baterai LFP banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dari otomotif hingga alat-alat praktis.

Meski Cak Imin merasa kurang jelas dengan istilah tersebut, Gibran tidak melanjutkan penjelasan. Lithium ferro-phosphate dipandang sebagai opsi ramah lingkungan dalam industri baterai, terutama seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik.

Debat cawapres tersebut memberikan wawasan baru terkait isu-isu lingkungan dan teknologi, namun juga menciptakan momen ketegangan antara para cawapres dalam menjelaskan konsep-konsep yang mungkin belum umum di kalangan masyarakat.

[detik.com]

Komentar