Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Kunjungi Batam untuk Proyek Rempang Eco-City

Batam – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan yang sangat penting ke Batam pada hari Jumat, 6 Oktober 2023. Tujuan utama kunjungan tersebut adalah untuk meninjau proyek ambisius Rempang Eco-City dan perpindahan warga yang terlibat.

Pada saat kunjungan tersebut, Menteri Bahlil Lahadalia bertemu dengan perwakilan masyarakat dari beberapa kampung, termasuk Kampung Pasir Panjang. Menariknya, sekitar 70% dari warga Pasir Panjang telah memberikan persetujuan mereka untuk berpindah ke lokasi baru di Tanjung Banun, Batam.

Dalam keterangannya, Menteri Bahlil, dikutip Sabtu (7/10/2023), mengungkapkan, tadi saya ketemu dengan masyarakat perwakilan dari beberapa kampung, termasuk dari Kampung Pasir Panjang. Tadi ada dua kelompok masyarakat. Satu, masyarakat yang saya shalat bareng dan mereka datang, yang itu memang mereka sudah bersedia untuk melakukan pergeseran. Bahkan data dari Kampung Pasir Panjang itu sudah 70 persen mereka ingin melakukan pergeseran.

Namun, Menteri Bahlil juga mencatat bahwa ada sebagian warga yang masih menolak untuk berpindah dari lokasi lama mereka. Ini adalah bagian dari demokrasi, dan pemerintah berkomitmen untuk melakukan komunikasi dan sosialisasi yang baik kepada semua warga terkait perpindahan ini.

Pemerintah telah menyiapkan kompensasi yang adil bagi warga yang setuju untuk berpindah, termasuk uang sewa bulanan sebesar Rp 1,2 juta per bulan per KK dan biaya hidup Rp 1,2 juta per orang. Pembayaran ini akan dilakukan selama tiga bulan di muka. Selain itu, warga juga mendapatkan jaminan hak mereka hingga hunian baru siap ditempati.

Sampai saat ini, dari sekitar 900 KK yang terlibat, sebanyak 341 KK telah menyatakan kesediaan mereka untuk berpindah, dan 17 KK sudah ditempatkan di lokasi baru.

Kunjungan Menteri Bahlil Lahadalia ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan proyek Rempang Eco-City, sambil tetap menghargai dan merespons aspirasi warga secara demokratis.

 

cnbc indonesia

Komentar