Jakarta – Perpolitikan Indonesia semakin memanas menjelang Pemilihan Presiden 2024. Yang menarik, mayoritas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ternyata berasal dari almamater yang sama, yakni Universitas Gajah Mada (UGM).
Hingga saat ini, sudah ada tiga nama yang resmi mengumumkan diri sebagai calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Dari ketiga nama tersebut, hanya Anies Baswedan yang telah mengumumkan pendampingnya, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Sementara itu, baik kubu Ganjar maupun Prabowo masih merahasiakan siapa yang akan mendampingi mereka dalam pertarungan politik mendatang. Tapi ada satu yang menarik perhatian, yakni kemungkinan adanya dua alumni UGM yang akan maju sebagai capres dan cawapres dalam pemilihan presiden tahun depan.
Berdasarkan sumber dari CNBC Indonesia, beberapa nama calon presiden dan calon wakil presiden yang merupakan lulusan UGM muncul ke permukaan sebagai potensi pemimpin negara. Simak daftar berikut:
Ganjar Pranowo:
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), merupakan lulusan UGM yang memulai karirnya dari Fakultas Hukum UGM. Setelah hampir 15 tahun lulus dari UGM, Ganjar melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana (S2) UI, jurusan Ilmu Politik.
Anies Baswedan:
Calon presiden dari kubu lain juga ternyata lulusan UGM. Dia lulus dari Fakultas Ekonomi UGM pada tahun 1995 dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat universitas tersebut. Anies juga menciptakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) saat berkuliah di UGM, yang mengubah peran Senat menjadi lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada 1993.
Cak Imin:
Pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (Fisip) UGM pada 1991. Meskipun Cak Imin merupakan alumnus master (S2) di Universitas Indonesia (UI), namanya tetap mencuat sebagai bagian dari dominasi UGM dalam pemilihan presiden mendatang.
Selain ketiga nama tersebut, juga ada calon wakil presiden potensial yang berasal dari UGM:
Airlangga Hartarto:
Pada awalnya, Airlangga kuliah di UGM dan meraih gelar sarjana teknik di jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM. Namun, perjalanan pendidikannya tidak berhenti di situ. Ia mengambil Advanced Management Program (AMP) di Wharton School, University of Pennsylvania, AS, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Monash University, Australia, serta Master of Management Technology (MMT) dari Melbourne Business School – University of Melbourne, Australia.
Mahfud MD:
Mahfud MD, yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), merupakan lulusan UGM dengan latar belakang pendidikan ganda. Ia lulus dengan gelar sarjana dari Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, jurusan Sastra Arab, dan juga memiliki gelar sarjana dari Fakultas Hukum UII, Yogyakarta. Mahfud MD melanjutkan studi pascasarjana (S2) di bidang Ilmu Politik dan program doktoral (S3) dalam Ilmu Hukum Tata Negara, keduanya diselesaikan di UGM.
Sementara, bacapres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan jebolan American School di London, Inggris dan AKABRI Magelang.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil, yang merupakan salah satu nama yang dikabarkan masuk pertarungan bacawapres, merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB), peraih gelar sarjana teknik arsitektur pada 1995 di kampus yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat tersebut.
Ridwan Kamil kemudian melanjutkan studi master di University of California, Berkeley, AS pada 1999.
Sedangkan, Gibran, yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta lulus dari Management Development Institute of Singapore pada 2007. Putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut kemudian melanjutkan pendidikan ke program Insearch di University of Technology Sydney Insearch, Sydney, Australia dan lulus pada 2010.
Selanjutnya, Sandiaga Uno meraih gelar Bachelor of Business Administration dari The Wichita State University, AS, dan Erick Thohir memegang gelar Bachelor of Arts dari Glandale University, AS (1991). Terakhir, AHY merupakan lulusan Akademi Militer pada tahun 2000.
Komentar