Alasan Gen Z Bolak Balik Psikolog Terus

Oleh : Putri Army Mawarni

Di tengah kemajuan teknologi dan pengetahuan, semakin mudah bagi individu untuk mengakses informasi dan isu-isu terkini, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan mental. Dulu, pembicaraan tentang kesehatan mental sering dianggap tabu, tetapi sekarang, kesadaran akan kesehatan mental semakin tinggi, terutama di kalangan Generasi Z.

Kesehatan mental menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Mental yang sehat berpengaruh pada kebahagiaan, kesejahteraan, dan kualitas hidup seseorang.

Generasi Z, yang lahir dalam era teknologi modern, tampaknya lebih peka terhadap kondisi psikologis mereka sendiri.

Data statistik dari Amerika tahun 2023 menunjukkan bahwa 42% dari Generasi Z didiagnosa dengan masalah kesehatan mental.

Di Indonesia, survei National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa sekitar 34,9% dari generasi muda mengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan kecemasan dan hiperaktivitas menjadi masalah utama, sedangkan depresi menduduki peringkat ketiga dengan persentase 5,3%.

Generasi Z tampaknya lebih peduli terhadap kesehatan mental mereka sendiri dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung mencari informasi mengenai permasalahan psikologis mereka melalui internet dan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.

Keingintahuan yang tinggi dan akses yang mudah terhadap konten edukatif, baik secara offline maupun online, membantu meningkatkan kesadaran Generasi Z terhadap kesehatan mental.

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi kesehatan yang utuh secara fisik dan mental, serta bebas dari penyakit dan kelemahan.

Generasi Z, yang berada di fase remaja hingga awal dewasa, membutuhkan manajemen diri yang baik untuk menghadapi tekanan hidup dan mengelola stres. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan masalah mental yang serius.

Generasi Z sering disebut sebagai Generasi Internet atau IGen karena terlahir pada era di mana teknologi informasi sangat maju.

Mereka tumbuh dengan akses yang mudah terhadap internet dan media sosial, yang memungkinkan mereka untuk mencari informasi dan berinteraksi dengan beragam konten, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Kepedulian terhadap kesehatan mental adalah langkah awal yang baik untuk menuju generasi emas yang maju, stabil dan berpikir kritis dalam menghadapi setiap tantangan yang ada dalam lingkup internal maupun eksternal setiap individu.

Generasi Z merupakan salah satu generasi yang mendobrak stigma masyarakat bahwa topik mengenai “mental” adalah hal yang tabu, sehingga dijaman sekarang ini masyarakat sudah mulai familier mengenai kata tersebut.

Penjagaan yang tepat untuk mengurangi permasalahan mental seperti depresi, hiperaktivitas, kecemasan seperti presentase data statistik yang disajikan pada tampilan awal dan paling banyak dialami oleh Gen Z adalah dengan cara :

1.Berada dalam lingkungan positif for your self!

Mungkin hal ini cukup sering diabaikan oleh setiap individu karena mempertahankan pertemanan atau tidak berani keluar dari zona nyaman sehingga menganggap sepele factor yang dapat memicu permasalahan mental dalam diri seseorang.

2.Mempunyai Konsep diri yang baik.

Konsep diri merupakan pandangan dan nilai yang digambarkan setiap individu mengenai dirinya sendiri dan bagaimana respon individu menanggapi nilai dan pandangan yang diberikan oleh orang lain terhadap individu tersebut. Pada konsep inilah sangat penting dimiliki setiap orang, jika setiap orang memiliki konsep diri yang baik, maka akan muncul rasa self love sehingga tidak mudah terkecoh dengan perkataan orang lain, tindakan maupun perlakuan yang diberikan orang lain terhadap diri sendiri yang dapat memberikan efek negative bagi orang tersebut.

3.Istirahat & Konsumsi makanan yang sehat

Kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh istirahat dan makanan yang bergizi serta bernutrsi bagi tubuh.Terdapat hubungan antara fisik seseorang dengan kondisi psikologisnya, jika kedua hal tersebut terlaksana dengan baik maka otak akan berfungsi dengan baik sehingga dapat menjalani aktivitas dengan sehat dan terjaga mood pada pikiran serta dapat mengurangi perasaan tidak nyaman, depresi dan sebagainya.

4 . Berolahraga

Faktanya ketika seseorang berolahraga maka tubuh akan melepaskan hormon endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam meredakan rasa cemas, khawatir, dan stress seseorang. Kita dapat melakukan olahraga secara rutin per-minggunya yang mana olahraga baik untuk fisik maupun kondisi psikologis seseorang.

5. Bijak dalam menggunakan Media Sosial

Seperti yang sudah kita bahas diatas, media social dapat memberikan dampak yang positif jika digunakan secara baik dan bijak seperti mencari konten bermanfaat, mengikuti perkembangan dunia baik nasional maupun internasional dan memberikan ataupun menerima konten edukasi yang dapat menambah wawasan kita dalam berpikir, begitupun sebaliknya jika kita menggunakan media social secara tidak tepat maka akan menghasilkan dampak negative baik bagi diri sendiri maupun perilaku yang dimunculkan untuk sekitar.

Komentar