5 Makanan yang Menggerogoti Otak dengan Cepat, Hindari!

Jakarta – Memenuhi beragam macam asupan untuk tubuh sangatlah penting. Kendati demikian, Anda juga harus memperhatikan apa saja yang layak dikonsumsi.

Ternyata, beberapa makanan diketahui memiliki efek negatif pada otak. Seperti diketahui, otak merupakan organ terpenting dalam tubuh, karena membuat jantung berdetak, paru-paru bernapas, dan semua sistem di tubuh berfungsi maksimal.

Untuk itu, penting melindungi salah satu organ vital tubuh ini melalui pola makan. Berikut adalah makanan yang dapat merusak otak dengan cepat melansir dari Healthline.

1. Karbohidrat Olahan

Karbohidrat olahan meliputi gula dan biji-bijian yang telah diproses, seperti tepung terigu putih. Jenis karbohidrat ini umumnya memiliki indeks glikemik (IG) yang tinggi dan dapat dicerna oleh tubuh dengan cepat. Akibatnya, terdapat risiko terjadinya lonjakan kadar gula darah dan insulin.

Selain itu, ketika dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar, makanan-makanan ini mengandung beban glikemik (BG) yang tinggi. BG merujuk pada sejauh mana makanan dapat meningkatkan kadar gula darah berdasarkan ukuran porsi.

Menurut sejumlah penelitian, makanan dengan kadar IG dan BG yang tinggi dapat merusak fungsi otak.

Salah satu studi menemukan bahwa beban glikemik yang tinggi dapat merusak ingatan pada anak-anak dan orang dewasa hanya dengan satu kali konsumsi. Sementara itu, studi lain dengan partisipan mahasiswa yang sehat juga menemukan bahwa mengonsumsi tinggi lemak dan gula olahan memicu ingatan yang lebih buruk.

Efek terhadap ingatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh peradangan di hipokampus, yakni bagian otak yang memengaruhi beberapa aspek ingatan, serta respons terhadap sinyal lapar dan kenyang. Peradangan ini dinilai sebagai faktor risiko untuk penyakit degeneratif otak, termasuk Alzheimer dan demensia.

2. Alkohol

Customers drink beers at a cafe terrace in Paris, Wednesday, May, 19, 2021. It's a grand day for the French. Cafe and restaurant terraces reopened Wednesday after a six-month coronavirus shutdown deprived residents of the essence of French Foto: Ilustrasi Bir (AP/Lewis Joly)

Terlalu sering mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan penurunan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter atau zat kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

Studi yang dipublikasikan Nature menemukan bahwa pecandu alkohol umumnya mengalami defisiensi vitamin B1. Akibatnya, mereka mengalami gangguan otak ensefalopati Wernicke yang dapat berkembang menjadi sindrom Korsakoff.

Sindrom Korsakoff ditandai dengan kerusakan parah pada otak, termasuk kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, kebingungan, dan ketidakstabilan.

Selain itu, efek penyalahgunaan alkohol pada remaja juga berbahaya karena otak masih dalam tahap perkembangan. Remaja peminum alkohol ditemukan memiliki kelainan struktur otak, fungsi, dan perilaku, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum.

3. Minuman manis

Minuman manis, seperti seperti soda, minuman olahraga, minuman energi, dan jus buah sangat berdampak buruk bagi otak manusia bila dikonsumsi secara berlebihan.

Menurut studi yang dipublikasikan PubMed Central pada 2013, mengonsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 yang memicu risiko penyakit Alzheimer.

Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam darah, terutama akibat mengonsumsi minuman manis dengan berlebihan dapat meningkatkan risiko demensia. Bahkan, risiko tersebut juga muncul pada orang yang tidak memiliki riwayat diabetes.

Studi yang dipublikasikan The Journals of Gerontology Series A pada 2010 menunjukkan bahwa hewan yang mengonsumsi tinggi fruktosa dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, ingatan, pembelajaran, dan pembentukan neuron otak.

Sementara itu, studi lain menemukan bahwa tikus yang diberi tinggi fruktosa mengalami peningkatan berat badan, kontrol gula darah yang lebih buruk, dan risiko gangguan metabolik serta gangguan ingatan.

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa yang tinggi dari minuman manis dapat memiliki efek negatif pada otak, bahkan melampaui efek gula.

4. Makanan Tinggi Lemak Trans

Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak. Lemak trans yang diproduksi oleh pabrik, seperti minyak nabati hidrogenasi, adalah jenis yang harus dihindari.

Adapun jenis makanan yang tinggi lemak trans adalah gorengan dan kentang goreng.

“Lemak trans buatan ini dapat ditemukan dalam bahan pengganti lemak, margarin, krim kue, makanan ringan, kue siap saji, dan kue-kue kemasan,” tulis Healthline.

Penelitian telah menemukan bahwa ketika orang yang mengonsumsi banyak jumlah lemak trans cenderung memiliki risiko terkena penyakit Alzheimer, ingatan yang lebih buruk, volume otak yang lebih rendah, dan penurunan kognitif yang lebih tinggi.

Sementara itu, satu studi pada 38 perempuan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh memiliki pengukuran ingatan dan pengenalan yang lebih buruk.

5. Makanan Instan

Makanan instan, seperti keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus buatan toko, dan makanan siap saji, terkenal mengandung kadar gula yang tinggi, lemak tambahan, dan garam.

 

Makanan-makanan ini biasanya tinggi kalori dan bernutrisi rendah yang dapat menyebabkan obesitas dan berdampak negatif pada kesehatan otak.

Sebuah studi pada 243 orang menemukan bahwa peningkatan lemak di sekitar organ, atau lemak visceral, berkaitan erat dengan kerusakan jaringan otak. Lalu, studi lain pada 130 orang menemukan adanya penurunan pada jaringan otak pada tahap awal sindrom metabolik.

Sebuah studi lain yang melibatkan 52 orang menemukan bahwa mengonsumsi bahan makanan tidak sehat mengakibatkan penurunan tingkat metabolisme gula dalam otak dan penurunan jaringan otak. Faktor-faktor ini diyakini sebagai penanda penyakit Alzheimer.

Sementara itu, studi lain yang melibatkan 18 ribu orang menemukan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan daging olahan memiliki kemampuan belajar dan ingatan yang lebih rendah.

Menurut studi yang dipublikasikan PubMed Central dan Nutrients, makanan instan dapat mengurangi produksi molekul yang disebut faktor neurotropik turunan otak (BDNF). Molekul yang terdapat di berbagai bagian otak ini berperan dalam ingatan jangka panjang, pembelajaran, dan pertumbuhan neuron baru.

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Komentar