Rupiah Terus Melemah Terhadap Dolar AS di Bulan September

Rekam Pahit Sejak 2013

Jakarta – Perjalanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama bulan September sejak tahun 2013 hampir selalu mengalami pelemahan. Menurut data historis, sejak 2013 hingga tahun 2023, rupiah mengalami depresiasi sebanyak 10 kali. Ini adalah catatan yang cukup mengkhawatirkan, dengan satu-satunya momen penguatan rupiah terjadi pada tahun 2016 sebesar 1,67%. Kamis, 14 September 2023.

Namun, apa yang terjadi pada September 2023 adalah yang terbaru dan paling mencolok. Rupiah mengalami pelemahan sejak awal bulan, tepatnya pada tanggal 1 September hingga 13 September 2023, dengan total penurunan mencapai 0,91%. Yang lebih mengejutkan, rupiah tidak pernah menguat sekalipun dalam sehari sepanjang bulan ini. Hal ini merupakan peristiwa langka, karena biasanya terdapat beberapa hari dengan pergerakan positif dalam setiap bulan September.

Faktor-faktor yang berkontribusi pada pelemahan rupiah ini antara lain adalah apresiasi indeks dolar AS (DXY) yang terjadi karena ekspektasi masih hawkishnya kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Pada awal bulan, indeks dolar AS berada di angka 104,23, dan pada tanggal 13 September, indeks ini naik menjadi 104,76, menunjukkan kenaikan sebesar 0,5%.

Sentimen eksternal juga memberikan tekanan signifikan pada rupiah, terutama terkait dengan inflasi di AS. Inflasi AS melonjak hingga 3,2% (year on year/yoy) pada bulan Juli 2023, lebih dari dua kali lipat dari target The Fed yang sebesar 2%. Kenaikan ini semakin diperparah dengan inflasi di bulan Agustus yang melampaui ekspektasi pasar, mencapai 3,7% (yoy).

Tingkat inflasi yang tinggi ini mengindikasikan kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada rupiah. Jika Indonesia memilih untuk mempertahankan suku bunga di level saat ini, yaitu 5,75%, maka suku bunga AS akan sama dengan Indonesia, yang dapat berdampak pada pelemahan rupiah.

Namun, perlu diingat bahwa pelemahan rupiah ini tidak berlaku pada tahun 2016, di mana mata uang Garuda justru mengalami penguatan terhadap dolar AS sebesar 1,67%. Pada saat itu, indeks dolar AS mengalami pelemahan, dan sentimen global yang positif juga memberikan kontribusi pada penguatan rupiah.

 

CNBC Indonesia

Komentar