Timur Tengah Makin Panas, Iran Respons Serangan Israel ke Rafah

Jakarta, CNBC Indonesia – Iran buka suara soal serangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina, yang saat ini telah mencapai titik paling Selatan daerah kantong itu, Rafah. Hal ini disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di X.

Dalam pernyataannya, Hossein memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi serius dari aksi Israel itu. Pasalnya, Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, saat ini dipenuhi para pengungsi dari wilayah Kota Gaza dan Khan Younis.

“Memperluas cakupan kejahatan perang dan genosida rezim pendudukan Israel terhadap pengungsi Palestina di Rafah akan berdampak buruk bagi Tel Aviv,” katanya dikutip Anadolu Agency, dikutip Selasa (13/2/2024).

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap memasuki kota yang kini menampung lebih dari separuh total penduduk Gaza. Ia mengatakan bahwa operasi Rafah akan terus dilakukan hingga Hamas tersingkir.

“Anda tahu, wilayah yang telah kami bersihkan di utara Rafah, banyak wilayah di sana. Namun, kami sedang menyusun rencana rinci,” ujarnya.

Israel telah melakukan serangan udara dan darat yang berkepanjangan di daerah kantong Gaza yang berpenduduk padat sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas. Serangan itu menewaskan 1.160 warga Israel.

Selain menewaskan warga, Hamas menyandera sekitar 250 warga Israel pada 7 Oktober, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel. Sekitar setengahnya dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu di bulan November lalu.

Sementara itu, setidaknya 28 ribu warga Gaza telah dipastikan tewas dalam serangan balik Israel ke wilayah itu, menurut pihak berwenang Palestina. Banyak dari korban tewas ini tersebar di puing-puing jalur pantai itu.

“Perang Israel di Gaza menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur,” menurut PBB.

Dalam keputusan sementara pada bulan Januari, Mahkamah Internasional memerintahkan pemerintah Israel untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Di sisi lain, Hamas telah memperingatkan bahwa serangan Israel ke Rafah akan memberikan dampak besar bagi negosiasi pembebasan sandera Negeri Yahudi itu.

“Setiap serangan yang dilakukan tentara pendudukan di kota Rafah akan menggagalkan perundingan pertukaran,” kata seorang pemimpin Hamas yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Komentar