Pengungsi Rohingya di Aceh Mulai Terserang Penyakit

Sejumlah imigran Rohingya di Gedung Balai Meuseuraya Aceh mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit lambung, dermatitis, dan batuk.

Informasi ini diungkapkan oleh dokter Nur Sulmi dari Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala. “Kami mendapati bahwa penyakit yang paling umum di antara mereka adalah gangguan lambung, diikuti oleh masalah kulit (dermatitis), dan batuk,” ujar dr. Nur Sulmi,pada Senin (8/1/2024).

Hasil pemeriksaan dari tim kesehatan RS Pendidikan USK yang bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menunjukkan bahwa sejumlah pengungsi Rohingya terkena penyakit menular.

Menurut dr. Nur Sulmi, faktor tempat tinggal yang padat menjadi salah satu penyebab penyebaran penyakit menular seperti dermatitis (infeksi jamur pada kulit). “Kepadatan tempat tinggal membuat penularan lebih mudah terjadi,” katanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, tim medis memberikan pengobatan sesuai dengan jenis penyakit yang dihadapi oleh pengungsi Rohingya tersebut. Selama proses pemeriksaan, dua orang pengungsi Rohingya harus dilarikan ke IGD karena mengalami diare.

Namun, setelah mendapatkan injeksi obat dan kondisinya membaik, keduanya dikembalikan ke tempat penampungan.

Dr. Nur Sulmi juga menyampaikan bahwa pemeriksaan kesehatan ini rutin dilakukan pada hari Senin dan Kamis selama bulan Januari 2024.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah menjelaskan jenis penyakit kepada para imigran, mengingat sebagian besar dari mereka tidak memahami bahasa Inggris dan harus berkomunikasi melalui bahasa isyarat.[Red]

Komentar