Daftar Nama Korban Erupsi Gunung Marapi

SUMBAR – Kawasan Gunung Marapi, Sumatera Barat, setelah terjadi erupsi dahsyat yang menelan korban jiwa. Hingga Rabu, 6 Desember 2023, pukul 21.00 WIB, total korban yang meninggal dunia mencapai 23 jiwa. Sebanyak 75 pendaki telah ditemukan, terdiri dari 52 orang yang selamat dan 23 orang yang tidak beruntung. Berikut adalah daftar lengkap identitas korban yang telah teridentifikasi.

1. Muhammad Adan/21th/L
2. Muhammad Teguh Amanda/19th/L
3. Nazahra Adzin Mufadhol/22th/L
4. Muhammad Alfikri/19th/L
5. Nurva Afitri/27th/P
6. M. Wilki Syaputra/20th
7. Divo Suhandra/26th
8. Afranda Junaidi/26th
9. Wahlul Alde Putra/19th
10. Riski Rahmat Hidayat/20th
11. Reyhani Zahra Fadli/18th
12. Filhan Alfiqh Faizin/18th
13. Aditya Prasetyo/20th
14. Yasirli Amri/20th
15. Irfandi Putra/21th
16. Muhammad Iqbal/23th
17. Ilham Nanda Bintang/21th
18. Novita Intan Sari/39th
19. Lenggo Baren/19th
20. Zikri Habibi/19th
21. Liarni/22th
22. Frengki Chandra Kusuma/23th
23. Siska Alfina

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Ichwan Pratama Danda, mengkonfirmasi bahwa korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi. Dengan ditemukannya korban terakhir tersebut, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan rencananya akan ditutup.

“Semua korban sudah ditemukan, terakhir satu orang meninggal dunia. Dengan begitu, untuk pencarian dan pertolongan yang dikomandoi rekan Basarnas, sesuai hasil rapat evaluasi tadi dan sudah ditemukan, operasi SAR kita tutup,” ujar Ichwan saat dihubungi.

Meskipun demikian, Ichwan menegaskan bahwa BPBD Kabupaten Agam akan tetap mengaktifkan posko tanggap darurat. Pembukaan posko tersebut bertujuan agar pihak yang masih mencari anggota keluarganya dapat berkoordinasi lebih lanjut di posko tersebut.

“Tapi untuk BPBD, posko tanggap darurat masih akan kita aktifkan dalam situasi darurat ini, karena mana tahu ada keluarga yang mencari anggota keluarganya maka bisa mencari ke sini (posko) dengan membawa data valid dan kami lebih sarankan apabila ada yang mencari untuk datang ke posko karena kalau lewat telepon rawan miskomunikasi,” tambahnya.

Pihak BPBD juga direncanakan akan berkoordinasi dengan lintas instansi mulai dari instansi yang menangani sektor pertanian, kehutanan, hingga kesehatan guna menangani dampak lanjutan dari erupsi Gunung Marapi ini.

Ichwan memberikan imbauan kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 km dari puncak. Selain itu, masyarakat yang berada di 4 kecamatan terdekat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan.

“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya. Harap selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat.”

Trajedi Gunung Marapi: Sebuah Kilas Balik

Gunung Marapi, yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, telah lama menjadi objek kajian para ilmuwan dan pemerhati bencana alam. Gunung berapi ini, dengan ketinggian mencapai 2.891 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Sejarah mencatat beberapa erupsi besar yang telah memengaruhi wilayah sekitarnya.

Erupsi Gunung Marapi pada tahun 2004 memaksa ribuan penduduk setempat mengungsi dan menimbulkan kerugian material yang signifikan. Meskipun sudah ada sistem peringatan dini dan mitigasi bencana, namun erupsi pada tahun 2023 ini tetap mengejutkan, menelan korban jiwa dan merenggut kehidupan pendaki yang menyukai tantangan mendaki gunung.

Identitas Korban: Nama-nama yang Tersurat di Antara Abu

Dalam daftar panjang korban, setiap nama menciptakan cerita dan kenangan. Muhammad Adan, seorang pemuda berusia 21 tahun, meninggalkan cerita tentang semangat petualangannya. Begitu pula dengan Muhammad Teguh Amanda, yang usianya baru 19 tahun, menyisakan tanya tentang mimpi dan harapannya yang terhenti begitu cepat.

Nazahra Adzin Mufadhol, seorang pria berusia 22 tahun, mungkin memiliki impian besar yang belum kesampaian. Begitu pula dengan Muhammad Alfikri, seorang pemuda berusia 19 tahun yang meninggalkan dunia dengan penuh potensi. Nurva Afitri, wanita berusia 27 tahun, meninggalkan sejarah perjalanan hidupnya di bawah bayang-bayang Gunung Marapi.

Setiap nama adalah kisah hidup yang dipotong begitu cepat oleh amukan alam. Irfan Putra, Ilham Nanda Bintang, Novita Intan Sari, dan puluhan nama lainnya, masing-masing memiliki jejak perjalanan hidup yang kini berakhir di lereng Gunung Marapi.

Penanganan Pasca-Bencana: Pencarian dan Pertolongan yang Berakhir

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Ichwan Pratama Danda, menjadi pahlawan dalam upaya pencarian dan pertolongan. Operasi SAR gabungan yang melibatkan Basarnas dan berbagai pihak telah berhasil menemukan semua korban. Namun, rasa haru dan duka tetap menyelimuti proses penanganan pasca-bencana ini.

Ichwan menyatakan bahwa dengan ditemukannya korban terakhir yang meninggal dunia, operasi SAR resmi ditutup. Namun, upaya kemanusiaan tidak berakhir di sini. BPBD Kabupaten Agam tetap aktif dengan membuka posko tanggap darurat. Posko ini menjadi pusat koordinasi bagi mereka yang masih mencari anggota keluarganya atau membutuhkan bantuan lebih lanjut.

Meskipun operasi SAR ditutup, koordinasi lintas instansi terus dilakukan. Pihak BPBD berkolaborasi dengan instansi yang menangani sektor pertanian, kehutanan, dan kesehatan. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani dampak lanjutan dari erupsi Gunung Marapi.

Ichwan memberikan imbauan penting kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi. Dalam radius 3 km dari puncak, dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun. Larangan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan warga dan mencegah risiko lebih lanjut.

Lebih lanjut, masyarakat yang berada di 4 kecamatan terdekat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Penggunaan masker juga diwajibkan saat beraktivitas di luar ruangan. Tindakan preventif ini diambil untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya abu vulkanik yang dapat berdampak negatif pada sistem pernapasan.

“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur. Harap selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat,” kata Ichwan. Imbauan ini mencerminkan upaya untuk menghindari kepanikan dan memastikan bahwa informasi yang disebarkan adalah yang valid dan terverifikasi.

Kini, Erupsi Gunung Marapi tahun 2023 telah meninggalkan bekas yang dalam di hati masyarakat Sumatera Barat. Kilas balik terhadap kejadian ini memunculkan pertanyaan tentang kesiapan dan mitigasi bencana di kawasan ini. Meskipun sudah ada sistem peringatan dini, tetapi apakah langkah-langkah yang diambil sudah memadai?

Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk memahami apa yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan dalam penanganan bencana di masa mendatang. Kerjasama lintas instansi menjadi kunci dalam menghadapi ancaman alam yang kompleks. Pertanian, kehutanan, dan kesehatan perlu bekerja bersama untuk mengurangi dampak bencana dan mempercepat pemulihan.

Selain itu, kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana juga menjadi fokus penting. Peningkatan pemahaman tentang protokol keamanan, evakuasi, dan pertolongan pertama dapat membantu mengurangi risiko dan meminimalkan kerugian.

Meskipun operasi SAR resmi ditutup, babak hitam tragedi Gunung Marapi belum berakhir. Posko tanggap darurat tetap terbuka, menjadi tempat bagi keluarga yang masih mencari anggota mereka. Data yang valid dan bantuan yang tepat dapat ditemukan di posko ini.

Kepala BPBD Kabupaten Agam, Ichwan Pratama Danda, menegaskan pentingnya keberlanjutan posko tanggap darurat. Kondisi darurat masih berlangsung, dan posko ini menjadi simbol kepedulian dan gotong royong dalam menghadapi cobaan berat.

“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur. Harap selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat,” pungkas Ichwan.***

Komentar