Argentina dan Mali Gagal, Jerman dan Prancis Melaju ke Final

SOLO – Di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, menjadi saksi pertandingan semifinal Piala Dunia U-17 2023 yang memukau antara Argentina dan Jerman serta Prancis dan Mali. Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, mengungkapkan antusiasmenya terhadap dua pertandingan seru ini, menyebut keempat tim sebagai yang terbaik. “Kita beruntung bisa menyaksikan langsung aksi-aksi tim elite seperti Argentina, Jerman, Prancis, dan Mali. Kita berharap disuguhkan dua pertandingan semifinal berkualitas yang akan meloloskan dua tim terbaik pada laga puncak nanti,” ujarnya. Selasa, 28 November 2023.

Dalam sejarah Piala Dunia U-17, Prancis menjadi satu-satunya tim yang pernah meraih gelar juara pada tahun 2001. Di Trinidad Tobago, Les Bleus berhasil mengalahkan Nigeria 3-0 di final. Sementara itu, Jerman dan Mali baru sebatas menjadi runner-up, dengan Die Mannschaft menempati peringkat kedua pada edisi perdana pada tahun 1985. Jerman juga pernah dua kali meraih peringkat ketiga dan sekali finis keempat. Mali, sebagai runner-up pada 2015, juga finis keempat pada edisi 2017.

Argentina, yang sudah lima kali lolos ke semifinal, belum pernah meraih gelar juara. Tim Tango ini tiga kali finis ketiga dan dua kali menjadi tim peringkat keempat. “Argentina, Jerman, dan Mali bermimpi mencetak sejarah di Piala Dunia U-17, menyusul jejak Prancis. Saya yakin dua laga semifinal hari ini akan berlangsung seru dan dramatis, tim terbaik yang akan lolos ke final. Sejarah baru akan tercipta di negara kita,” ujar Erick Thohir.

Panitia Pelaksana Lokal (LOC) Piala Dunia FIFA U-17 2023 mengumumkan bahwa tiket nonton pertandingan final Piala Dunia U-17 telah habis terjual. Stadion Manahan akan menjadi saksi laga puncak pada Jumat, 2 Desember 2023, di mana Jerman dan Prancis akan bersaing memperebutkan gelar juara. Sementara itu, tiket untuk pertandingan perebutan posisi ketiga pada Jumat, 1 Desember 2023, masih tersedia sebanyak 2.000 tiket.

Erick Thohir mengapresiasi antusiasme masyarakat sejak fase penyisihan hingga babak 16 besar. “Bahkan saat tim U-18 Indonesia tersisih, mereka masih ramai-ramai berbondong-bondong ke stadion. Jelang berakhirnya event ini, ayo kita ramaikan dan sukseskan FIFA U-17 World Cup sampai partai final!” ucap Erick.

Pada Selasa (28/11), dua pertandingan semifinal yang seru dan penuh drama di Stadion Manahan telah memastikan Jerman dan Prancis sebagai tim yang melaju ke babak final. Erick Thohir menyampaikan ucapan selamat kepada kedua tim, sambil mencatat bahwa pertandingan tersebut penuh dengan tensi dan dramatis. “Hari ini kita disuguhkan pertandingan yang bermutu dan kelas dunia. Penuh drama sejak awal hingga akhir. Banyak gol, hingga adu penalti dan kartu merah,” ujarnya.

Pertandingan antara Jerman dan Argentina menjadi salah satu laga yang paling mencuri perhatian. Dalam waktu normal, kedua tim berbagi skor 3-3. Jerman membuka keunggulan lewat gol Paris Brunner pada menit ke-9, namun Argentina membalikkan keadaan menjadi 2-1 berkat gol Agustin Ruberto pada menit ke-36 dan 45+4. Brunner kembali mencetak gol pada menit ke-58, tetapi Agustin Ruberto mencetak hattrick pada menit ke-90+7, menyamakan skor menjadi 3-3.

Jerman Juara Adu Penalti, Prancis Unggul dengan 10 Pemain

Drama berlanjut ke adu penalti, di mana Jerman berhasil menang 4-2. Empat eksekutor penalti Jerman yang berhasil adalah Eric da Silva Moreira, Robert Ramsak, Fayssal Harchaoui, dan Paris Brunner, sementara Finn Jeltsch gagal. Di pihak Argentina, Juan Gimenez dan Juan Villalba berhasil, sementara Franco Mastantuono dan Claudio Echeverri gagal.

Pertandingan sengit juga terjadi antara Prancis dan Mali, di mana Mali sempat unggul lewat gol Ibrahim Diarra pada menit ke-45+4. Namun, keadaan berubah setelah Souleymane Sanogo dari Mali mendapatkan kartu merah pada awal babak kedua. Dengan keunggulan pemain, Prancis akhirnya membalikkan skor menjadi 2-1 melalui gol Yyann Titi (56′) dan Ismail Bouneb (69′).

Erick Thohir melihat bahwa pertandingan puncak antara Jerman dan Prancis dijamin tak kalah menarik. “Dua negara yang berhadapan di partai final merupakan representasi kekuatan level elite sepakbola Eropa saat ini. Baik Jerman maupun Prancis memiliki style bermain berbeda. Kita akan disajikan tontonan yang berkelas,” ujarnya. “Masyarakat Indonesia beruntung bisa menyaksikan aksi keduanya secara langsung. Entah tiga atau empat tahun lagi kita akan melihat pemain Jerman dan Prancis yang berlaga di final menjadi bintang dunia saat level senior nanti,” tambahnya.

Selain pertandingan puncak, Piala Dunia U-17 2023 juga akan menyajikan pertandingan perebutan posisi tiga besar antara Argentina dan Mali pada Jumat (1/12) di Stadion Manahan. Dengan pertandingan ini, harapannya adalah semakin memeriahkan acara dan memberikan pengalaman berharga bagi para pemain muda yang berlaga di turnamen ini.**

Editor: Syaiful

Komentar