Tegangnya Hubungan AS-Israel Terkait Komentar Kontroversial Anggota Kabinet Junior Israel

DUNIA – Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Israel mengalami goncangan serius setelah komentar yang kontroversial oleh seorang anggota junior kabinet Israel yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan penggunaan senjata nuklir di Gaza. Departemen Luar Negeri AS telah mengecam komentar ini dengan keras.

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, melansir dari CNBC Indonesia, Selasa, 7 November 2023,  menegaskan, “Kami terus percaya bahwa penting bagi semua pihak dalam konflik ini untuk menahan diri dari retorika kebencian.”

Komentar ini memunculkan kekhawatiran mendalam di kalangan komunitas internasional, mengingat Israel tidak pernah secara resmi mengonfirmasi kepemilikan senjata nuklir. Sebagian besar negara anggota PBB menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan memiliki kebijakan yang mengecam penggunaan senjata nuklir dalam konflik.

Pernyataan kontroversial ini juga telah menyebabkan perpecahan di dalam pemerintah Israel sendiri. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons dengan mendiskors Menteri Warisan Amichay Eliyahu dari pertemuan pemerintah sampai pemberitahuan lebih lanjut. Netanyahu menyatakan bahwa Israel berkomitmen untuk melindungi non-kombatan dalam pengeboman di Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas.

“Perdana Menteri Netanyahu dan pemerintah Israel telah menolak komentar-komentar yang kami anggap tidak dapat diterima,” kata Patel dalam pernyataannya.

Eliyahu telah memberikan klarifikasi terkait komentarnya, mengatakan bahwa pernyataannya bersifat “metaforis.” Namun, komentarnya tetap menuai kemarahan di dunia Arab. Arab Saudi, yang telah memulai pembicaraan awal untuk mengakui Israel sebelum insiden ini, mengkritik pemerintah Netanyahu karena tidak memberhentikan Eliyahu.

Konflik antara Israel dan kelompok Palestina Hamas telah berlangsung selama beberapa waktu. Pada tanggal 7 Oktober, militan dari Hamas menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.400 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, termasuk mereka yang sedang bersenang-senang dalam sebuah festival musik. Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas mengklaim bahwa lebih dari 10.000 orang telah tewas sejak Israel melancarkan serangan balasan, dengan lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak.[]

 

CNBC Indonesia

Komentar