Seruan PBB untuk Gencatan Senjata Kemanusiaan di Gaza

Reaksi Internasional Terhadap Konflik Israel - Palestina

PALESTINA – Perseteruan berkepanjangan antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza telah mencapai puncaknya, dengan akses komunikasi yang lumpuh dan ratusan bangunan serta rumah warga yang hancur akibat serangan darat dan udara yang dilancarkan oleh Israel pada Jumat malam, 27 Oktober 2023. Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran besar di seluruh dunia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan peringatan keras terhadap serangan tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memutuskan untuk mengungkapkan ketidakpuasannya dengan tindakan Israel melalui akun Instagram pribadinya. Dalam posting tersebut, Guterres mengecam serangan tersebut dan mengungkapkan rasa kecewanya terhadap ketidakpatuhan terhadap gencatan senjata yang telah disepakati oleh banyak negara.

“Dunia internasional telah mencapai konsensus untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan, dan ini seharusnya menjadi momentum untuk ‘jeda’ sejenak. Sayangnya, alih-alih berhenti sejenak, saya malah dikejutkan oleh peningkatan pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dampaknya yang menghancurkan, sehingga melemahkan tujuan kemanusiaan,” kata Guterres dalam posting Instagramnya, dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu, 4 November 2023.

Pada Jumat, 27 Oktober 2023, 120 negara sepakat untuk mendorong gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Namun, 14 negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, menolak tawaran tersebut. Meskipun ada dorongan kuat dari komunitas internasional untuk menghentikan pertempuran dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk, Israel dan Hamas belum menyetujui gencatan senjata.

“Saya mengulangi seruan saya yang kuat untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan, bersamaan dengan pembebasan sandera tanpa syarat dan pengiriman bantuan kemanusiaan pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Gaza, di mana bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita,” tambah Guterres.

Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan banyak warga yang tidak dapat mencari tahu keberadaan kerabat dan keluarga mereka. Banyak bangunan dan rumah warga telah rata dengan tanah, dan para korban terus bertambah. Ini bukan hanya konflik politik, tetapi juga tragedi kemanusiaan yang mengakibatkan penderitaan massal bagi penduduk sipil yang tak bersalah.

Guterres berharap agar situasi ini bisa segera dibalik. Menurutnya, saatnya bagi semua pihak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. “Ini adalah momen yang nyata. Setiap orang harus memikul tanggung jawabnya. Sejarah akan menilai kita semua,” tandasnya.

Reaksi Internasional Terhadap Konflik Israel – Palestina

Serangan terbaru di Gaza telah memicu reaksi keras dari sejumlah pihak di seluruh dunia. Sejumlah negara dan tokoh-tokoh internasional mengutuk tindakan Israel dan menuntut agar serangan tersebut segera dihentikan.

Presiden Amerika Serikat, Joseph R. Biden Jr., mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi di Gaza dan mendesak kedua belah pihak untuk segera mencapai gencatan senjata. Ia menyampaikan bahwa Amerika Serikat siap berperan aktif dalam upaya mediasi untuk mengakhiri konflik tersebut.

Uni Eropa juga telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan Israel di Gaza dan mendesak agar gencatan senjata segera tercapai. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa kekerasan dan penghancuran yang terjadi harus segera dihentikan.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah menyerukan untuk mendesak PBB untuk bertindak lebih tegas dalam mengakhiri konflik di Gaza. OKI menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan di Gaza dan menekankan pentingnya upaya bersama untuk mengakhiri pertempuran.

Pada tingkat internasional, banyak negara dan kelompok masyarakat sipil juga telah melakukan protes dan unjuk rasa untuk mengecam serangan Israel di Gaza dan mendukung perdamaian. Demonstrasi damai telah berlangsung di berbagai belahan dunia, dengan tuntutan untuk menghentikan konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk Gaza yang terdampak.

Situasi di Gaza semakin memburuk setiap harinya, dan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan semakin meningkat. Akses ke sumber daya dasar seperti air bersih, makanan, obat-obatan, dan perawatan medis menjadi semakin sulit bagi penduduk Gaza.

Banyak warga yang terluka parah dan membutuhkan perawatan medis segera, namun fasilitas kesehatan di Gaza menghadapi tekanan yang sangat besar. Rumah sakit dan fasilitas medis lainnya sudah sangat terbatas, dan pasokan obat-obatan dan alat medis semakin menipis.

Krisis kemanusiaan ini semakin diperparah oleh kerusakan infrastruktur penting, termasuk listrik dan akses komunikasi yang lumpuh. Banyak warga yang tidak dapat mencari tahu keberadaan keluarga mereka, dan akses informasi menjadi sangat terbatas.

Bantuan kemanusiaan telah dihambat oleh ketegangan dan pertempuran yang terus berlanjut. Organisasi-organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah dan UNICEF telah berjuang keras untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, tetapi kendala logistik dan keamanan menjadi hambatan serius.

Kini, banyak pihak internasional telah bersuara keras dalam mendesak Israel dan Hamas untuk segera menghentikan pertempuran dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Gencatan senjata kemanusiaan menjadi penting untuk memberikan kesempatan bagi warga sipil di Gaza untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan yang mereka butuhkan. Ini juga dapat menjadi langkah awal dalam proses mencari solusi politik jangka panjang untuk konflik ini.

Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus bersedia untuk duduk bersama dalam perundingan yang dapat membawa perdamaian yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina dan Israel. Komunitas internasional harus terus mendukung upaya-upaya tersebut dan bekerja sama untuk mengakhiri konflik di Gaza.[]

 

cnbc indonesia

Komentar