Dua Warga Indonesia Ikuti FIFA Safeguarding Summit

DUNIA – FIFA Safeguarding Summit yang pertama kali diadakan di Markas FIFA pada tanggal 25 dan 26 Oktober 2023 menciptakan tonggak sejarah bagi dunia sepak bola. Acara ini merupakan bagian penting dari komitmen FIFA untuk meningkatkan standar keamanan dalam sepak bola melalui program FIFA Guardians. Kamis, 2 November 2023.

Salah satu sorotan utama dari acara tersebut adalah upacara wisuda untuk lebih dari 100 peserta dari 70 Asosiasi Anggota FIFA yang telah berhasil menyelesaikan program FIFA Guardians Safeguarding in Sport Diploma. Program ini bertujuan untuk melatih individu-individu dalam memahami dan menjalankan praktik keamanan dalam sepak bola. Tidak hanya peserta biasa, namun lulusan program ini termasuk Anggota Dewan FIFA, Johanna Wood, yang juga merupakan Presiden Sepak Bola Selandia Baru. Dalam pidato singkatnya, Johanna Wood menekankan pentingnya dukungan yang harus saling diberikan oleh para lulusan ini, serta dukungan mereka terhadap komunitas sepak bola masing-masing. PSSI, sebagai perwakilan Indonesia, memiliki alasan untuk bangga karena dua wakilnya, Aldi Iqbal Tawakal dan Muhammad Rahmawan, juga berhasil lulus sebagai FIFA Guardians.

Selain upacara wisuda, Safeguarding Summit ini bertujuan untuk berbagi praktik terbaik dan pembelajaran yang diperoleh dari Safeguardians, yaitu petugas safeguarding dari berbagai asosiasi anggota FIFA, konfederasi, serta pakar global di bidang ini. Diskusi panel dan presentasi melibatkan berbagai pemangku kepentingan olahraga yang aman, termasuk Komite Olimpiade Internasional, Dewan Eropa, dan Pusat Olahraga dan Hak Asasi Manusia.

Bagi PSSI, acara ini adalah langkah penting dalam persiapan penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup di Indonesia, mengingat seluruh pesertanya adalah anak-anak. Implementasi program FIFA Safeguarding diharapkan dapat memastikan keamanan dan perlindungan bagi semua peserta dan pihak terlibat dalam turnamen prestisius ini.

Marie-Laure Lemineur, FIFA Head of Safeguarding & Child Protection, menekankan bahwa perubahan dalam sistem safeguarding bukanlah proses instan, melainkan perjalanan panjang. Kesadaran akan perlunya melindungi mereka yang rentan dalam dunia sepak bola merupakan langkah maju yang tak terelakkan.

Dengan lebih dari 7.000 orang mendaftar dalam kursus FIFA Guardians Essentials Level 1, serta rencana untuk memperluas ketersediaan Diploma dalam bahasa Arab, Inggris, Perancis, dan Spanyol, FIFA menunjukkan bahwa minat dan permintaan terus meningkat untuk menerapkan prinsip-prinsip inti safeguarding dalam dunia sepak bola. FIFA dengan tegas menyatakan bahwa sepak bola bukan hanya tentang keterampilan di lapangan, tetapi juga tentang tanggung jawab untuk melindungi mereka yang paling rentan.[]

Komentar