Konflik Israel-Palestina Memiliki Dampak Global, Meningkatnya Insiden Kebencian di Prancis dan AS

DUNIA – Konflik yang berkecamuk antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dan militer Israel telah menimbulkan gelombang ketegangan di seluruh dunia, bahkan mencapai Eropa dan Amerika. Insiden kebencian yang terkait dengan konflik ini telah menciptakan ketegangan dan kekhawatiran. Senin, 16 Oktober 2023.

Di Prancis, pada akhir pekan lalu, sebuah insiden tragis terjadi di kota Arras. Seorang guru tewas dan tiga orang lainnya terluka dalam serangan penusukan di sebuah sekolah. Pelaku penusukan, seorang pria berusia 20 tahun dengan latar belakang Chechnya Rusia, berhasil ditangkap oleh polisi. Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengungkapkan bahwa pelaku diduga melakukan serangan tersebut berdasarkan konflik antara Israel dan Hamas. Bahkan, tersangka telah berada di bawah pengawasan badan intelijen karena dugaan radikalisasi sebelumnya.

Sehari sebelum serangan, tersangka bahkan telah dipanggil oleh petugas keamanan karena adanya data mencurigakan dari pemantauan panggilan teleponnya. Meskipun penyidik pada saat itu tidak menemukan tanda-tanda bahwa dia sedang mempersiapkan serangan.

Dampak serangan tersebut memicu respons serius dari pemerintah Prancis. Mereka telah meningkatkan keamanan di ratusan situs Yahudi di seluruh negeri atas perintah Presiden Emmanuel Macron. Selain itu, mobilisasi militer sebanyak 7.000 anggota dilakukan untuk menjaga keamanan.

Presiden Macron menekankan bahwa Prancis harus bersatu dalam menghadapi ancaman nasional ini dan bahwa sekolah dan pengetahuan adalah inti dari perjuangan melawan ketidaktahuan.

Di Amerika Serikat, kejadian serupa terjadi. Seorang anak laki-laki Muslim keturunan Palestina-AS yang berusia enam tahun ditikam sebanyak 26 kali oleh pemilik kontrakan keluarganya. Pihak berwenang menyebut penyerang melakukan pembunuhan dan kejahatan karena kebencian terkait serangan Israel dan Hamas. Meskipun anak tersebut telah dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Presiden AS, Joe Biden, mengutuk keras tindakan kebencian ini dan menekankan bahwa keluarga korban datang ke Amerika mencari perlindungan untuk hidup dalam damai, belajar, dan berdoa. Biden menekankan bahwa tindakan kebencian semacam ini tidak memiliki tempat di Amerika dan bertentangan dengan nilai-nilai fundamental negara tersebut.[]

 

cnbc indonesia

Komentar