Buntut Penolakan Warga, Pemkab Pidie akan Pindahkan Rohingya dari Kemukiman Tanjong

PIDIE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie bakal mencari lokasi lain untuk penampungan imigran asal Myanmar etnis Rohingya. Hal itu dilakukan paska warga dari 11 desa di Kemukiman Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, menolak keberadaan mereka.

Diketahui, pemerintah setempat merelokasi 174 etnis Rohingya di gedung Yayasan Mina Raya, Kecamatan Padang Tiji pada awal Januari 2023, setelah sebelumnya di tempatkan di komplek SMP Negeri, Kecamatan Muara Tiga.

Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto dikonfirmasi media, Senin (30/1) mengatakan, penolakan terhadap etnis Rohingya oleh warga  dari 11 desa di Kemukiman Tanjong disebabkan perilaku yang dianggap telah meresahkan.

Padahal sebelumnya, sambung Wahyudi, masyarakat setempat tidak mempersoalkan dengan penempatkan etnis Rohingya di wilayah tersebut, namun seiring berjalannya waktu etnis mereka menunjukan perilaku yang tidak baik kepada warga.

“Semula warga menerima untuk ditempatkan sementara etnis Rohingya malahan sangat empaty dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka (etnis Rohingya),” ujarnya.

Sambung Wahyudi Adisiswanto, pihaknya akan mencari lokasi lain untuk merelokasikan para etnis Rohingya setelah warga  dari 11 desa di Kemukiman Tanjong menolak keberadaan mereka.

“Kita sudah mengadakan pertemuan dengan masyarakat setempat, kami akan memindahkan para etnis Rohingya dalam waktu satu hingga dua Minggu kedepan,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ratusan warga dari 11 desa di Kemukiman Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie melakukan aksi unjuk rasa. Mereka secara tegas menolak keberadaan etnis Rohingya yang saat ini ditempatkan di gedung Yayasan Mina Raya, kecamatan setempat.

Tokoh Masyakarat Kemukiman Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Zulkifli dikonfirmasi media, Jum’at (27/1) mengatakan, tingkah laku etnis Rohingya yang ditempatkan di daerahnya telah meresahkan warga sekitar. Pasalnya mereka telah mencoba melarikan diri meski berhasil digagalkan oleh warga dan Polisi.

Bahkan, etnis Rohingya tersebut meminta pertolongan warga sambil membawa senjata tajam (Sajan) yang dibuat dari paku.

“Warga sangat terancam dengan tingkah laku etnis Rohingya apalagi membawa senjata tajam, tentunya warga sangat ketakutan,” katanya.

Komentar