Referendum Penting di Australia tentang Pengesahan Suara Masyarakat Adat

Australia – Australia memulai sebuah referendum publik yang sangat dinantikan, menentukan masa depan pengesahan Suara Masyarakat Adat di Parlemen. Walaupun mayoritas warga Australia baru akan memberikan suara pada tanggal 14 Oktober, pemilih yang tak dapat memberikan suaranya sekarang dapat memilih di tempat pemungutan suara khusus di seluruh negeri.

Sejauh ini, hasil referendum ini menunjukkan kecenderungan yang cukup mengejutkan. Sayangnya, tampaknya kemungkinan besar referendum ini akan gagal untuk meloloskan pengesahan Suara Masyarakat Adat. Ini disebabkan oleh penolakan kuat dari para pemilih berusia lanjut dan mereka yang tinggal di luar kota.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov pada Rabu, tanggal 4 Oktober 2023, kelompok yang menentang proposal tersebut memimpin dengan 53% berbandingkan dengan hanya 38% yang mendukungnya. Sekitar 9% dari mereka yang disurvei masih merasa ragu-ragu.

Terkait dengan daerah geografis, oposisi terkuat terjadi di daerah pedesaan atau pinggiran kota, di mana hampir dua pertiga pemilih tidak menyetujui amandemen tersebut. Lebih dari dua pertiga dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas juga menentang amandemen tersebut.

Direktur jajak pendapat dan penelitian akademis YouGov, Amir Daftari, mengungkapkan bahwa “Data jelas menunjukkan bahwa persaingan ini lebih ketat di wilayah metro dalam, namun kampanye ‘Yes’ (setuju) masih kesulitan untuk menjangkau seluruh negeri.”

Suara Masyarakat Adat Parlemen direkomendasikan oleh Pernyataan Uluru pada tahun 2017. Dokumen sejarah ini disusun oleh lebih dari 250 pemimpin masyarakat adat dan dianggap sebagai seruan penting untuk reformasi dalam isu-isu yang mempengaruhi warga suku-suku tersebut.

Jika pengesahan ini disetujui, maka reformasi tersebut akan mengakui masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres dalam konstitusi negara dan membentuk badan permanen bagi mereka untuk memberikan masukan kepada pemerintah. Para pendukungnya berpendapat bahwa hal ini akan memberikan hasil yang lebih baik bagi masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres yang saat ini menghadapi masalah harapan hidup yang lebih rendah dan kualitas kesehatan dan pendidikan yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan warga Australia lainnya.

Namun, mereka yang menentangnya berpendapat bahwa pengesahan ini sebagian besar merupakan isyarat simbolis yang tidak akan mewujudkan perubahan yang signifikan dan bahkan dapat melemahkan struktur pemerintahan Australia yang ada.

Referendum ini menjadi momen bersejarah bagi Australia, mengingat referendum terakhir yang diadakan pada tahun 1999 saat Australia menolak peluang untuk menjadi republik. Dalam sejarah Australia, hanya delapan dari 44 referendum yang berhasil, dengan yang terakhir sukses pada tahun 1977. Dan tidak ada satu pun referendum yang berhasil tanpa dukungan bipartisan.

 

CNBC Indonesia

Komentar