Pertamina Pionir! Gelar Peluncuran Sustainability Academy dan Sustainability Center Pertama di Asia

Jakarta – Dalam sebuah tonggak bersejarah, PT Pertamina (Persero) dengan bangga mengumumkan peluncuran Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia. Acara megah ini diadakan dalam rangka Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta pada Kamis, 7 September.

Dalam acara yang gemerlap ini, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menggambarkan bahwa langkah berani ini adalah komitmen kuat Pertamina dalam menghadapi era transisi energi di Indonesia dengan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan.

“Kami baru saja meresmikan Pertamina Sustainability Academy, karena kami sadar salah satu tantangan terbesar kita adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia, termasuk masyarakat, untuk memahami program-program keberlanjutan. Tanpa partisipasi semua pihak, mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060 akan menjadi tugas yang sulit,” ungkap Nicke dengan semangat.

Nicke menambahkan bahwa Pertamina telah memulai inisiatif besar dengan transformasi bisnis dan organisasi, dan saat ini, Pertamina siap memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mempersiapkan para talenta untuk mengawal transisi energi guna mencapai NZE 2060.

“Harapannya, Pertamina Sustainability Academy dapat membangkitkan kesadaran bahwa untuk mewujudkan energi berkelanjutan, kita semua harus memiliki pemahaman yang mendalam,” tegasnya.

Menurut Nicke, langkah pertama dalam mewujudkan NZE adalah memulainya dari diri sendiri. Setiap individu dalam masyarakat harus terlibat. Melalui Pertamina Sustainability Academy, Pertamina berkomitmen untuk memulai dari dalam dengan memberikan pemahaman komprehensif kepada para karyawan Pertamina mengenai keberlanjutan.

“Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan universitas luar negeri dan perusahaan mitra untuk bersama-sama belajar di Pertamina Sustainability Academy,” tambah Nicke.

Nicke menjelaskan bahwa langkah ini akan dilakukan secara bertahap, melibatkan pemerintah, kementerian, institusi pendidikan, dan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mengejar pengetahuan yang diperlukan. Menurutnya, NZE 2060 adalah tugas bersama yang harus diemban bersama-sama untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Dalam rangka mencapai NZE 2060, strategi utama Pertamina adalah membangun dan memiliki sumber energi berkelanjutan. Artinya, semua bahan baku dan materialnya harus berasal dari Indonesia, dengan pasokan yang tersedia, dan mampu diolah menjadi energi yang lebih ramah lingkungan.

Nicke menyebutkan bahwa Pertamina telah aktif dalam menggalakkan program biodiesel berbasis kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, sehingga biodiesel menjadi salah satu energi berkelanjutan yang sangat cocok untuk Indonesia.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, menyoroti dukungan pemerintah terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga.

“Contoh nyata adalah yang telah dikerjakan oleh Pertamina sejak tahun 2021, yakni pengembangan biofuel generasi kedua dari ranting buah kosong. Penelitian ini telah berhasil dan diharapkan dapat dipasarkan dalam 2-3 tahun,” ujar Rabin.

Pertamina juga sedang mengejar biofuel generasi ketiga yang lebih maju dengan menggunakan LNG (Gas Alam Cair). Meskipun lebih canggih, proyek ini membutuhkan waktu dan penelitian lebih lanjut.

Sebagai pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dan terus memacu program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh bisnis dan operasi Pertamina.

 

CNBC Indonesia

Komentar