Meugang, Tradisi Makan Daging Orang Aceh untuk Sambut Ramadhan

Banda Aceh – Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mendapat julukan Serambi Mekkah. Julukan bermula ketika Aceh menjadi tempat untuk singgah bagi para umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah haji ke tanah suci.

Selain mayoritas penduduknya yang muslim, Aceh menyimpan banyak tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Salah satu tradisinya adalah tradisi ‘Meugang’ atau juga dikenal dengan sebutan Makmeugang, Haghi Mamagang, Uroe Meugang, atau Uroe Keuneukoh.

Meugang dalam bahasa Aceh memiliki arti ‘gang’. Yang dimaksud gang di sini adalah pasar yang tidak ramai dikunjungi kecuali saat mendekati bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Alhasil, muncullah istilah “Makmu that gang nyan” (makmur sekali pasar itu) atau Makmeugang.

Dilansir Tradisi Meugang Dalam Masyarakat Aceh:Sebuah Tafsir Agama dalam Budaya oleh Marzuki (2014), tradisi meugang adalah sebuah tradisi makan daging bersama sebelum memulai puasa Ramadhan serta lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.

Tradisi ini umumnya diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di desa maupun kota. Masyarakat setempat juga meyakini meugang menjadi suatu hal yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan oleh siapapun.

Selain di Serambi Makkah, tradisi meugang juga dapat detikers jumpai di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di kedua daerah ini, meugang dikenal dengan sebutan tradisi megengan.

Dalam bahasa Jawa, megengan berarti upacara selamatan sederhana. Tradisi ini digelar untuk menandai akan masuknya bulan puasa yang diyakini sebagai bulan suci dan khusus.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dari tradisi meugang. Namun, acara ini menjadi momen penting bagi setiap keluarga untuk bisa berkumpul bersama.

Pasalnya, pada saat meugang, anak, sanak saudara yang merantau, atau yang telah berkeluarga dan tinggal di tempat yang cukup jauh akan pulang untuk ikut meramaikan perayaan ini.

Adapun acara inti dari perayaan ini adalah makan daging yang telah dimasak dengan bermacam lauk lainnya dan dimakan bersama-sama. Biasanya, daging dimasak sesuai dengan khas daerahnya masing-masing.

Di Pidie, Bereun, Aceh Utara, dan beberapa daerah lainnya, mereka lebih suka memasak daging sop atau kari. Namun, di Aceh Besar, orang-orang lebih gemar memasak daging asam keueung dan sie reuboh, walaupun nantinya juga ditambah dengan sop daging atau reundang (masakan daging rendang).

Tidak hanya daging, juga ada beberapa makanan lain yang khusus disediakan pada saat acara meugang berlangsung, mulai dari tapai ketan, leumang, hingga timpan. Selain itu, tak jarang pula masyarakat Aceh mengundang anak yatim untuk ikut makan bersama.

detikSumut

Komentar