Aceh Tengah – dengan keelokan alam dan kekayaan budayanya, menyimpan potensi luar biasa yang belum tergarap secara maksimal.
Dataran tinggi Gayo, terkenal dengan kopi Arabika berkualitas dunia, bukan hanya menyajikan rasa kopi yang kompleks dan elegan, tapi juga kisah kehidupan petani, hijaunya perbukitan, serta budaya yang penuh nilai dan filosofi.
Kini, peluang emas itu datang melalui rencana produksi film berjudul “Black Coffee”, yang kabarnya akan mengambil latar keindahan alam Gayo serta menggali kisah masyarakat petani kopi di dalamnya.
Sebagai pelaku industri kopi dan putra asli daerah, saya percaya bahwa kesempatan ini bukan sekadar produksi film biasa, tetapi bisa menjadi pintu masuk strategis untuk memperkenalkan Gayo ke mata nasional bahkan internasional.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa promosi daerah tidak hanya melalui pameran atau brosur, tetapi lewat kekuatan narasi visual yang menyentuh hati.
Film memiliki kemampuan luar biasa untuk mengangkat cerita dari akar rumput, memperkenalkan lanskap yang belum banyak dikenal, dan membentuk persepsi publik yang mendalam terhadap suatu daerah.
Gayo, dengan keindahan Danau Lut Tawar, hutan-hutan pinus, serta aroma kopi yang khas, sangat layak untuk diperkenalkan dalam medium sinematik yang penuh daya tarik.
Bukan hanya sektor pariwisata yang akan terdongkrak. Petani kopi lokal yang selama ini berada di garis depan produksi kopi Gayo juga akan mendapatkan sorotan positif.
jika dunia melihat bagaimana tangan-tangan mereka memetik, mengolah, dan menjaga mutu kopi dengan penuh dedikasi.
Cerita mereka adalah cerita tentang ketekunan, tradisi, dan cinta terhadap alam.
Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, pelaku UMKM, komunitas pemuda, dan pegiat seni untuk menyambut peluang ini secara aktif.
Kita perlu memastikan bahwa syuting film ini tidak hanya berakhir sebagai cerita fiksi semata, tetapi menjadi gerbang kolaborasi lintas sektor.
Pemerintah dapat mendukung dengan kemudahan izin dan fasilitas, pelaku UMKM dapat terlibat dalam penyediaan produk lokal, dan warga dapat menyambut kru film sebagai tamu sekaligus duta yang akan menyampaikan cerita Gayo ke dunia luar.
TSR Coffee Roastery sebagai bagian dari pelaku industri pengolahan kopi Gayo akan turut serta aktif dalam mendukung setiap upaya yang berdampak pada peningkatan citra kopi Gayo dan kesejahteraan petani. Kami yakin, jika momentum ini diolah dengan bijak, film “Black Coffee” bisa menjadi titik balik Gayo bukan hanya sebagai penghasil kopi unggulan, tapi juga sebagai destinasi budaya dan alam kelas dunia.
Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan sepenuh hati.
Karena Gayo bukan hanya tentang kopi, tapi tentang masa depan masyarakat yang mencintai tanahnya.
Komentar