Harga Nikel Anjlok, Begini Strategi Merdeka Battery (MBMA)

Jakarta – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), menyampaikan terus melakukan penerapan manajemen operasional yang efisien, seiring dengan anjloknya harga nikel dunia belakangan ini.

GM Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Tom Malik mengatakan, secara umum perusahaan tambang adalah price taker. Dengan demikian, turun naiknya harga nikel sudah di luar kapasitas perusahaan.

“Turun naik harga nikel atau komoditi global tidak banyak yang bisa kami lakukan,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/2/2024).

Oleh sebab itu, pihaknya optimistis dengan penerapan manajemen operasional yang efisien dan didukung struktur biaya rendah, serta wilayah operasional yang terintegrasi, akan bisa menopang kinerja perusahaan dengan baik.

Adapun, saat ini MBM sendiri mengelola Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral) dan beberapa operasi smelter serta converter nikel matte.

Berdasarkan data Trading Economics, harga nikel di pasar global per Rabu (14/02/2024) tercatat berada di level US$ 16.090 per ton. Secara mingguan, harga nikel masih naik 2,14% dan secara bulanan naik tipis 0,80%. Namun bila dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, harga nikel masih turun 37,90%.

Sebagaimana diketahui, harga nikel dunia jatuh mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga ini dinilai akibat banjirnya pasokan nikel dari Indonesia.

Mengacu catatan CNBC Indonesia Research, pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$ 16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang terendah sejak April 2021.

Pendorong utama buruknya kinerja nikel adalah kondisi pasokan yang lebih tinggi dibandingkan permintaan. INSG memperkirakan harga nikel akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di pasar global dan perlambatan ekonomi global.

Harga rata-rata nikel global menurut INSG sebesar US$ 16.600 per ton pada kuartal pertama dengan harga secara bertahap naik rata-rata US$ 16.813 per ton pada 2024.

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Komentar