Presiden Jokowi Sukses Selesaikan Kunjungan ke Dubai, Fokus pada Isu Perubahan Iklim

JAKARTA – Presiden Joko Widodo dan rombongan telah sukses menyelesaikan rangkaian kunjungan mereka di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA). Dalam perjalanan pulangnya, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 lepas landas dari Bandara Internasional Al Maktoum pada Sabtu, 2 Desember 2023, sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Presiden dan rombongan diperkirakan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu pagi, 3 Desember 2023, sekitar pukul 10.15 WIB.

Kehadiran Presiden Jokowi di Dubai tidak hanya sebagai perwakilan Indonesia tetapi juga sebagai partisipan aktif dalam World Climate Action Summit (WCAS) COP28. Dalam forum tersebut, Presiden tidak hanya menghadiri kegiatan resmi tetapi juga melakukan pertemuan dengan berbagai pimpinan delegasi, menunjukkan peran aktif Indonesia dalam isu-isu global terkait perubahan iklim dan keberlanjutan.

Sejak awal kunjungan, Presiden Jokowi bersama rombongan telah diterima dengan hangat oleh tuan rumah, termasuk Menteri Negara untuk Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA Thani Al Zeyoudi, Duta Besar Republik Indonesia untuk PEA Husin Bagis, dan para pejabat lainnya. Tidak hanya itu, namun Presiden juga menghadiri Zayed Sustainability Award, sebuah kegiatan yang menunjukkan peran PEA sebagai tuan rumah yang aktif dalam mendukung keberlanjutan.

Pulang dari Dubai, Presiden Jokowi disambut di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma oleh beberapa tokoh penting, termasuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, Pangkoopsud I Marsma TNI Mohammad Nurdin, dan Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Destianto Nugroho Utomo. Sambutan hangat ini menandai kesuksesan kunjungan Presiden dan menggarisbawahi pentingnya kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang, terutama di arena internasional.

Dalam konferensi WCAS COP28, Presiden Jokowi menjelaskan upaya Indonesia untuk mencapai target net carbon sink di sektor kehutanan dan lahan pada tahun 2030. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah menerapkan moratorium permanen pembukaan hutan, mencakup sekitar 66 juta hektare hutan primer dan lahan gambut sejak tahun 2019. Presiden juga memberikan data positif terkait rehabilitasi lahan, dengan 3 juta hektare lahan terdegradasi dan 3 juta hektare lahan gambut yang telah direhabilitasi.

“Kami juga telah merehabilitasi 3 juta hektare lahan terdegradasi dan 3 juta Ha lahan gambut. Sekarang hasilnya mulai terasa, tingkat deforestasi Indonesia berkurang 75 persen, terendah dalam 20 tahun terakhir. Tahun depan, kami targetkan rehabilitasi 600 ribu hektare lahan mangrove,” ujar Presiden dalam Presidency Session on Protecting Nature for Climate, Lives, and Livelihoods dalam WCAS COP28 di Al Waha Theatre, Expo City Dubai, PEA, pada 2 Desember 2023.

Keberhasilan langkah-langkah tersebut bukan hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lain. Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara untuk terus berkolaborasi dan menginisiasi kerja sama kehutanan. Indonesia telah memulai kerja sama trilateral kehutanan dengan Brasil dan Republik Demokratik Kongo, menunjukkan komitmen untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaan hutan dan lahan.

“Indonesia telah inisiasi kerja sama trilateral kehutanan, Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo. Dan kami juga siap untuk berbagi pengalaman dan knowledge dalam pengelolaan hutan dan lahan,” tandasnya.

Pulang dari Dubai, Presiden Jokowi dan rombongannya melewati Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, untuk melakukan pengisian bahan bakar. Meskipun hanya transit selama sekitar 1,5 jam, ini menunjukkan perhatian terhadap efisiensi perjalanan dan tanggung jawab lingkungan, sejalan dengan upaya global untuk mengurangi jejak karbon.**

Editor: Syaiful

Komentar