Jokowi: Infrastruktur Bukan Hanya Jalan dan Bendungan, Tetapi Jembatan Persatuan

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sambutannya dalam acara Silaturahmi Presiden Republik Indonesia dengan Para Penggiat Infrastruktur, merayakan Hari Bakti PU Ke-78 di Istana Negara, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyoroti pencapaian pemerintahannya selama sembilan tahun terakhir, terutama dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi salah satu fokus utama. Senin, 4 Desember 2023.

Pemerintah Jokowi telah menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur yang melibatkan konektivitas jalan, pelabuhan, airport, hingga fasilitas pelayanan masyarakat seperti rumah sakit, sekolah, dan pasar rakyat. Menurut Jokowi, infrastruktur adalah kebutuhan esensial bagi negara sebesar Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau.

“Infrastruktur konektivitas berupa jalan, pelabuhan, airport, semuanya dibutuhkan. Infrastruktur dalam rangka penyediaan air dimulai dari bendungan, irigasi, dan juga infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan: rumah sakit, sekolah, pasar rakyat, semuanya juga dibangun oleh pemerintah, dikerjakan oleh PUPR,” jelasnya, Senin, 4 Desember 2023.

Presiden Jokowi menggarisbawahi pentingnya infrastruktur sebagai pilar utama pembangunan negara. Kehadiran infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya logistik, membuka aksesibilitas ke berbagai wilayah, dan memperkuat persatuan bangsa.

“Efisiensi biaya logistik ini sangat penting sehingga akan mempengaruhi daya saing investasi negara kita. Enggak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada airport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada seaport, mau ke sebuah pulau enggak bisa ada karena enggak ada jalan,” tegasnya.

Jokowi meyakini bahwa infrastruktur bukan hanya alat untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga sebagai pemersatu bangsa. Dengan adanya fasilitas seperti airport yang menghubungkan berbagai pulau, Indonesia menjadi lebih terhubung secara sosial dan budaya.

“Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan,” imbuhnya.

Dalam konteks penguatan ekonomi, Jokowi menekankan bahwa pembangunan infrastruktur dapat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Seiring dengan peningkatan daya saing global, infrastruktur yang memadai juga memainkan peran kunci dalam menarik investasi asing.

“Pembangunan infrastruktur bukan hanya soal konektivitas fisik, tetapi juga menyangkut konektivitas ekonomi. Kita melihat peningkatan daya saing investasi negara kita karena infrastruktur yang memadai,” ujarnya.

Jokowi menyoroti capaian Indonesia dalam Global Competitiveness Index bidang infrastruktur yang menunjukkan peningkatan dari peringkat 54 pada tahun 2014 menjadi peringkat 51 saat ini. Meskipun ada kemajuan, Jokowi mengakui bahwa masih ada tantangan dan perlu kerja keras lebih lanjut.

“Kita kerja keras dalam bidang infrastruktur, betul-betul kerja keras. Perubahannya kelihatan, tetapi sekali lagi, peningkatan Global Competitiveness Index kita masih di angka 51, ya naik dari 54 ke 51,” ucapnya.

Presiden Jokowi menyoroti beberapa proyek infrastruktur besar yang telah diselesaikan, termasuk 42 bendungan, irigasi untuk 1,2 juta hektare lahan, jalan tol sepanjang 2.143 kilometer, jalan nasional sepanjang 5.700 kilometer, dan pembangunan rumah sebanyak 8,2 juta melalui Program Sejuta Rumah. Meskipun demikian, Jokowi mengakui bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan yang harus diatasi.

“Tetapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok, kita ini total berarti hampir 3 ribu kurang dikit, 3 ribu kilometer. Jalan tol di RRT berapa Pak Menteri, ada yang tahu? 190 ribu kilometer. Bendungan kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea 20 ribu bendungan, di RRT seingat saya 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras, meskipun ya kita melakukan sebuah lompatan,” ungkapnya.

Presiden Jokowi memberikan apresiasi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas kecepatan dan kerja keras dalam merealisasikan proyek-proyek infrastruktur. Dia berharap perencanaan pembangunan dapat menjadi lebih komprehensif, mencakup aspek-aspek seperti drainase, trotoar, dan lanskap saat membangun jalan.

“Saya rasa kemudian di kecepatan juga sangat baik. Kementerian PUPR itu biasanya paling mendahului di dalam pengerjaan realisasi anggaran. Januari itu pasti sudah mulai karena kontraknya sebelum, itu yang saya lihat, dibanding dengan kementerian yang lain selalu mendahului, itu yang bagus, Januari sudah langsung mulai. Itu yang sebetulnya sudah saya tekankan kepada kementerian yang lain untuk meniru PUPR,” tandasnya.

Dengan komitmen kuat terhadap pembangunan infrastruktur, Presiden Jokowi meyakinkan bahwa Indonesia akan terus mengukir prestasi baru dalam mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Peran infrastruktur bukan hanya sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai fondasi bangsa yang lebih kuat dan bersatu.**

Editor: Syaiful

Komentar