Indonesia, Pemain Aktif dalam MIKTA, Reaffirmasi Komitmennya untuk Perdamaian di Palestina

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menerima sejumlah delegasi MIKTA (Mexico, Indonesia, Korea, Turkey, Australia) dalam MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan ini menjadi platform penting bagi negara-negara kekuatan menengah ini untuk membahas berbagai isu global, terutama terkait perdamaian di Palestina.

Dalam keterangan usai pertemuan, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury menyampaikan bahwa salah satu fokus utama pertemuan tersebut adalah upaya MIKTA sebagai jembatan untuk menghentikan kekerasan yang terus berlangsung di Gaza, Palestina. “Agenda utama kita adalah bagaimana kita bisa melakukan reform dari berbagai organisasi multilateral untuk bisa meningkatkan efektivitas dari organisasi-organisasi multilateral dalam hal menjaga perdamaian dunia,” jelasnya.

Pahala Mansury menyoroti peran MIKTA dalam menyuarakan kebutuhan akan reformasi organisasi multilateral guna meningkatkan respons terhadap konflik dan kekerasan di berbagai belahan dunia. Presiden Jokowi, dalam pertemuan ini, menekankan pentingnya upaya bersama untuk memastikan bantuan kemanusiaan yang sesuai dapat mencapai masyarakat di Gaza. “Memastikan adanya bantuan yang cukup, itu bisa masuk ke dalam area atau wilayah di Gaza, sehingga betul-betul masyarakat yang ada di sana bisa mendapatkan bantuan yang sesuai,” ungkapnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyoroti perlunya menghentikan peperangan atau yang dikenal sebagai ceasefire di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, MIKTA bukan hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga menjadi instrumen untuk memfasilitasi proses politik yang mengarah pada solusi jangka panjang untuk Palestina. “Bagaimana kita bisa memulai satu proses politik untuk bisa mencapai adanya solusi di Gaza dan juga di wilayah lain di Palestina untuk memastikan bahwa didapatkan solusi jangka panjang terkait dengan bagaimana negara Palestina bisa betul-betul mendapatkan haknya sebagai sebuah negara merdeka,” tambahnya.

Pentingnya kerja sama ekonomi juga menjadi sorotan dalam pertemuan ini. Sebagai organisasi yang terdiri dari negara-negara kekuatan menengah, MIKTA memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Pahala Mansury mengungkapkan, “Tentunya bagaimana kita bisa membangun adanya kerja sama yang lebih baik lagi, khususnya yang lebih inklusif sambil juga kita melihat bagaimana keberpihakan kepada negara-negara global south untuk bisa membangun industri dalam hal membangun hilirisasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi yang dimiliki.”

Isu perubahan iklim juga tidak luput dari perhatian MIKTA. Presiden Jokowi membahas upaya konkret MIKTA dalam mendorong transisi energi yang lebih adil dan mendukung negara-negara selatan global untuk mengembangkan energi baru terbarukan. “Bagaimana MIKTA bisa mendorong adanya climate action yang konkret untuk bisa mendorong adanya transisi energi yang lebih adil, sehingga betul-betul akan membantu negara-negara global south untuk bisa mengembangkan energi yang baru dan juga terbarukan sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan perubahan iklim yang ada,” tambah Pahala Mansury.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam keterangan terpisah, menekankan bahwa pertemuan MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 juga akan membahas dukungan parlemen terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah masing-masing negara MIKTA. “Sehingga apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah, akan kita laksanakan juga melalui parlemen yang ada di MIKTA,” jelasnya.

Puan juga mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi kembali menegaskan komitmen Indonesia terhadap perdamaian di Palestina. “Kita bersepakat bahwa dengan adanya MIKTA ini tentu saja bisa bersuara di dunia internasional,” tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dan Wamenlu Pahala Mansury. Kehadiran mereka menandakan komitmen Indonesia dalam mendukung upaya MIKTA dan menegaskan peran aktif Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di tingkat global.

Sebagai salah satu negara MIKTA yang memiliki pengalaman panjang dalam diplomasi dan perdamaian, Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam membantu mencari solusi jangka panjang bagi konflik di Palestina. Delegasi Indonesia secara konsisten menyuarakan kebutuhan akan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.

Selain itu, Puan Maharani menekankan bahwa dukungan parlemen sangat penting untuk memastikan implementasi kebijakan yang diambil oleh pemerintah setiap negara MIKTA. “Melalui parlemen yang ada di MIKTA, kita dapat melaksanakan apa yang telah diinisiasi dan diputuskan dalam pertemuan ini,” jelasnya.**

Editor: Syaiful

Komentar