Banjir Melanda Aceh Tenggara, Ratusan Hektare Lahan Pertanian Gagal Tanam

Banda Aceh – Krisis pertanian menghantam Kabupaten Aceh Tenggara akibat banjir yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara mengumumkan bahwa lebih dari 746 hektare lahan pertanian padi dan 119 hektare lahan pertanian jagung mengalami kegagalan tanam akibat banjir.

Kepala Diskominfo Aceh Tenggara, Zul Fahmy, menjelaskan bahwa banjir datang pada saat-saat kritis setelah sebagian besar lahan pertanian baru saja ditanami dengan padi dan jagung. “Situasi ini sangat menyedihkan karena sebagian besar tanaman baru saja ditanam. Banjir telah mengakibatkan ratusan hektare lahan pertanian gagal panen,” ujar Zul Fahmy.

Dampak banjir ini terasa di sembilan kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara, dengan 746 hektare lahan pertanian padi terendam air dan lumpur, mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi para petani. Selain itu, lima kecamatan juga terdampak dengan 119 hektare lahan pertanian jagung yang sama-sama mengalami kegagalan tanam.

Pj Bupati Aceh Tenggara, Syakir, telah mengambil langkah proaktif dengan mengirimkan surat kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk meminta bantuan mendesak. Permintaan bantuan meliputi pengiriman benih padi dan jagung, serta alat dan mesin pertanian (alsintan). Jumlah benih yang diminta mencapai 18.650 kilogram untuk padi dan 1.785 kilogram untuk jagung, serta 3.730 liter pupuk organik cair untuk padi. Selain itu, 16 traktor tangan juga diminta untuk membantu mengolah lahan yang rusak akibat banjir.

Meskipun kondisi di 10 kecamatan terdampak mulai membaik, dengan air yang mulai surut dan rumah-rumah warga yang tergenang lumpur telah dibersihkan, pemulihan sektor pertanian menjadi prioritas utama. Pemerintah daerah bersama instansi terkait berupaya untuk memulihkan lahan pertanian dan menyediakan bantuan yang diperlukan agar para petani dapat segera kembali ke aktivitas pertanian mereka.

Krisis pertanian ini menjadi pengingat akan kerentanan wilayah terhadap bencana alam dan pentingnya perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif pada mata pencaharian utama masyarakat setempat.

ANTARA

Komentar