Kisah Abdurrahim Zain, Sukses Kembangkan Bisnis Kerupuk Olahan Hasil Laut

SEPUTARACEH.ID – Bila anda ingin memulai bisnis dan menjadi pengusaha sukses, ada banyak kisah inspiratif yang bias dijadikan rujukan. Tentu saja salah satu kunci penting dibalik kesuksesan adalah rajin, bersungguh-sungguh dan penuh optimisme dengan melihat peluang-peluang yang ada.

Dalam tulisan ini, akan kami ulas tentang perjuangan Abdurrahim Zain yang sukses mengembangkan bisnis kerupuk olahan hasil laut. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beralamat di Lhong Raya, Kota Banda Aceh Aceh ini mengembangkan usaha kerupuk dengan nama produk usahanya, Liazat.

Usaha Abdurrahim Zain tersebut mulai dirintis sejak tahun 2018 lalu, bersama istri dan keluarganya. Bisnis ini merupakan inisiatif dari seorang bapak yang ingin memanfaatkan potensi sumber daya ikan yang melimpah di Aceh untuk dijadikan produk bernilai ekonomi.

Dalam perjalanannya, Usaha Abdurrahim Zain mengalami beberapa tantangan, seperti penjualan yang sedikit di awal-awal usahanya. Meski demikian, bisnis ini mampu bertahan dan terus berkembang dengan dukungan keluarga.

“Awalnya kami memang sulit pada pemasaran, namun pelan-pelan kami jalani dengan nekat dan usaha supaya produk kecil-kecilan kami ini bisa meningkat dan banyak diminati oleh konsumen,” ujar Abdurrahim Zain kepada media ini, Rabu (5/4/2023).

Produk Liazat terdiri dari beberapa merek seperti kerepuk ikan, kerupuk udang, dan lain sebagainya. Produk yang dihasilkan oleh Liazad terbagi dalam dua jenis, yaitu yang sudah siap saji dan yang masih mentah.

Kerupuk siap saji dikemas dalam kemasan kecil yang praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Sementara itu, kerepuk mentah dijual ke pasar tradisional dan supermarket sebagai bahan mentah untuk dogoreng oleh konsumen.

Salah satu hasil produk UMKM milik Abdurrahim Zain, dengan nama produknya, Liazat.

Cara pembuatan kerupuk ikan ini menggunakan ikan leubim (ikan kambing) dan ikan tuna lalu kemudian dicampur dengan tepung ubi dan tepung gandum. Setelah menjadi adonan baru kemudian direbus dan dipotong hingga akhirnya dijemur lalu digoreng.

Untuk sekali produksi, Abdurrahim bisa memproduksi sebanyak 25 kg perharinya bahkan bisa mencapai 125 kg perharinya tergantung orderan dari konsumen. Untuk harga kerupuk ikan hanya Rp 100 ribu perkilogramnya, sementara untuk kerupuk udang Rp 120 ribu perkilogram dan kerupuk rumput laut Rp 75 ribu per kilogramnya.

Bisnis Abdurrahim Zain yang beralamat di jalan Teungku Di Lhong II Nomor 140 Lhong Raya, Kota Banda Aceh ini sempat mengalami masa-masa sulitdi masa Covid-19. Bisnis ini mengalami penurunan penjualan yang drastis pada saat pandemi Covid-19 yang dimulai sekitar pertengahan 2020.

Hal ini disebabkan warung-warung kecil dan minimarket di kota-kota yang menjadi pasar utama banyak yang tutup akibat kebijakan penanganan corona. Meski mengalami masa-masa sulit, bisnis Liazat masih mampu bertahan dengan omset sekitar Rp 5 juta per bulan.

Bisnis ini memiliki tiga karyawan yang membantu dalam proses produksi dan pemasarannya. Menurut pengakuan Abdurrahim Zain selaku Owner Liazat, saat ini dia belum mempekerjakan orang luar. Artinya ketiga karyawan tersebut merupakan anggota keluarganya.

Dalam proses produksinya, Liazat mengutamakan kualitas bahan baku dan pengolahan yang higienis agar menghasilkan produk yang enak dan berkualitas. Saat ini omset usaha milik Abdurrahim Zain itu telah mencapai puluhan juta per bulannya.

Bisnis kecil seperti Liazat merupakan jadi sumber penggerak ekonomi keluarga, dan bisa menampung tenaga kerja, bisnis berperan dalam mengembangkan industri makanan di Aceh dan meningkatkan pendapatan.

Tantangan yang dihadapi oleh Liazat pada masa pandemi Covid-19 merupakan sebuah pelajaran penting bagi bisnis kecil dan menengah dalam menghadapi situasi sulit. Bisnis kecil harus dapat beradaptasi dengan cepat untuk bertahan dan menghadapi perubahan pasar yang tak terduga.

Liazat berhasil membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, bisnis kecil dapat tumbuh dan berkembang di tengah persaingan yang ketat. Dengan terus meningkatkan kualitas produk dan pemasaran yang efektif, bisnis ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi lokal di Aceh.

Kesuksesan bisnis Liazat juga tidak terlepas dari dukungan dari dinas koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Aceh. Abdurrahim mendapat bimbingan dan pelatihan dari Dinas UMKM dalam berbagai hal, termasuk teknik pemasaran yang efektif.

Melalui bimbingan dan pelatihan ini, bisnis Liazat dapat mengembangkan kemampuan dalam pemasaran produk mereka. Salah satu strategi pemasaran yang diadopsi oleh bisnis Liazat adalah memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi.

Bisnis ini memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan produk mereka kepada lebih banyak orang, dengan berbagi foto produk dan informasi tentang kualitas produk.

Dalam mempromosikan produknya, bisnis Liazat selalu menekankan pada kualitas dan rasa produk mereka. Hal ini dilakukan sebagai strategi pemasaran yang efektif, karena konsumen cenderung lebih tertarik pada produk yang berkualitas dan memiliki rasa yang enak.

Selain itu, Abdurrahim juga mengambil langkah-langkah untuk menjaga kualitas produk mereka agar tetap berkualitas tinggi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengutamakan pemilihan bahan baku yang berkualitas dan mengolah produk dengan teknik pengolahan yang higienis.

Liazat merupakan contoh sukses dari bisnis kecil yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di tengah persaingan yang semakin ketat. Dengan tekad, kerja keras, dukungan Dinas UMKM Aech, serta pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi, bisnis Liazatd dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ekonomi lokal di Aceh. [Adv]

Komentar