Sekda Aceh Sosialisasi Vaksinasi untuk Dayah dan Sekolah

BIREUEN – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr. Taqwallah M.Kes., mengikuti zikir dan doa bersama dari SMA Negeri 1 Bireuen, Selasa 5/10.

Sekda kemudian menyapa para kepala sekolah dan Kepala SKPA, menanyakan progres vaksinasi covid-19.

Saat ini ujar Sekda, pihaknya tengah melakukan sosialisasi vaksinasi Covid-19 bagi warga dayah. “Jadi kita masih bisa fokus kepada sekolah. Ada waktu lima hari untuk mengejar (progres), kita tidak boleh diam. Tolong kepada kepala sekolah dan wali kelas untuk berusaha lebih ekstra,” kata Sekda.

Sekda Aceh itu memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah yang progres vaksinasi Covid-19 telah mencapai di atas 75 persen.
Dalam catatan pihaknya, sampai saat ini sebanyak 187 sekolah yang telah mencapai 75 persen progres vaksinasinya. Terbanyak di Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Simeulue.

“Terima kasih kepada wali kelasnya. Tolong kiatnya disampaikan ke sekolah lain, sehingga bisa menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lain,” ujar Sekda.

Kepada sekolah-sekolah dan wali kelas yang telah mencapai target tinggi tersebut, Sekda menjanjikan akan memberikan penghargaan. Sementara yang belum mencapai target tentu akan diberikan peringatan.

Selanjutnya, Sekda juga meminta agar para guru dan siswa yang telah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama untuk bisa kembali disuntik vaksin dosis 2, sekitar 28 hari kemudian.

Khusus untuk santri dayah, Pemerintah Aceh memprioritaskan vaksinasi mulai 1 sampai dengan 15 Oktober 2021. Berdasarkan data, kata Taqwallah, jumlah dayah di Kabupaten Bireuen ada 117 dayah, dengan 104 dayah salafiyah dan 13 dayah terpadu.

Covid-19 adalah virus penyakit menular, saat ini kondisi pandemi terjadi di dunia saat ini, kata Taqwallah, virus ini menyerang pernapasan sehingga sangat berbahaya, maka vaksin itu bukan obat, akan tetapi sebagai solusi untuk menciptakan kekebalan tubuh dan menciptakan kekebalan kelompok.

“Kalau TBC itu batuk disertai dengan darah, itu gejalanya, berobat dikasih obat 6 bulan sembuh, kalau Covid-19 itu sangat berbahaya menyerang pernapasan. Virus corona yang masuk ke dalam tubuh, menyerang paru-paru, inilah yang menyebabkan kita sulit bernafas. Gubernur kemaren positif Covid-19 tiga minggu, sehat saja tidak ada gejala, beliau sudah divaksin, beliau setiap senin melakukan swab,” sebut Taqwallah.

Dikatakan Taqwallah, penyakit menular wabah ada tiga tingkatan, Endemi (terjadi di wilayah tertentu), Epidemiologi (terjadi di negara tertentu) dan Pandemi (terjadi di berbagai negara. Kesemuanya dapat bersifat Kejadian Luar Biasa (KLB).

Ia juga mengatakan orang yang positif covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan tidak bepergian ke mana pun, karena akan mengakibatkan penularan kepada orang lain, hal itu merupakan dosa karena mengakibatkan kemudharatan bagi orang lain.
“bagi yang sudah positif covid, kalau pergi ke mana-mana dosa, makanya harus mengurung diri,”ujarnya.

Vaksin Covid-19 tidak mudah didapatkan oleh negara, karena harus dipesan dulu, bahkan harus menunggu waktu sampai dua tahun, harga untuk vaksin juga sangat mahal. “Mahal kali vaksin ini, udah dua tahun kita tunggu tidak ada,” tambahnya.

Taqwallah juga menceritakan kejadian di RSUD dr Zainal Abidin tentang petugas yang terkonfirmasi positif dan bagaimana kerja mereka dalam merawat pasien.

“Di Zainal Abidin hampir tiap hari ada petugas positif covid, istirahat, mereka tidak takut, sembuh bangun kerja lagi, kena lagi, istirahat lagi, sembuh masuk kerja lagi, beruntung ada orang yang seperti itu,” katanya.

Sekarang pemerintah sudah memberikan kesempatan vaksinasi kepada usia sekolah. Mulai minggu itu sudah masuk ke dayah, untuk dayah kita kita sosialisasi baru divaksinasi. Saat menjalani vaksinasi, Taqwallah menyarankan agar lebih baik didampingi oleh orang yang dia kenal, jangan sendiri waktu disuntik.

“Vaksin membuat daya tahan tubuh meningkat, sehingga jika ada virus corona yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan hidung, ada yang melawannya yaitu cairan vaksin yang pernah disuntikkan dalam tubuh kita,” ujarnya.

Komentar