Rekonsiliasi Stunting
Wakil Walikota Lhokseumawe Ajak Masyarakat Gemar Makan Ikan

Seputaraceh.id | Lhokseumawe – Wakil Walikota Lhokseumawe yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) , Yusuf Muhammad, mengajak masyarakat agar gemar makan ikan terutama kepada anak yang sedang masa pertumbuhan. Sebab menurutnya ikan mengandung banyak protein dan omega-3 yang dapat mencerdaskan otak anak. Apalagi ikan segar bisa didapatkan dengan mudah di Kota Lhokseumawe dan Aceh yang notabane wilayahnya dikelilingi laut.

Hal ini disampaikan Wakil Walikota Yusuf Muhammad, saat membuka Rekonsiliasi Stunting Tingkat Kabupaten/Kota yang digelar di Aula Kantor Walikota Lhokseumawe, Rabu, 22 Juni 2022. Turut hadir Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, Wakil TPPS Kota Lhokseumawe, Sekda T. Adnan, Ketua Tim PPS Perwakilan BKKBN Aceh, Sekban Husni Thamrin, Kepala OPD KB, Mariana Affan, dan Tim Satgas.

“Ikan itu wajib diberikan orangtua untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Selain protein, ikan laut juga mengandung omega-3 yang sangat bermanfaat untuk kecerdasan otak. Jadi jangan ada lagi paradigma yang salah yang mengatakan jangan banyak makan ikan tetapibkita balikan banyak makan ikan kurangkan makan nasi,” ucapnya.

Selanjutnya ia mengatakan, untuk percepatan penurunan stunting di Kota Lhokseumawe yang berada diurutan tujuh terendah di Aceh, perlu adanya kerjasama yang baik, serta komitmen bersama. “Rekonsiliasi ini sangat perlu dilakukan. Untuk bisa menghubungkan kita nanti, dinas ini bisa melakukan apa, juga lembaga ini bisa berbuat apa, ada strategi bagaimana agar stunting bisa turun di kota kita ini,” ujarnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri saat memaparkan arah kebijakan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting mengatakan, melalui koordinasi dan sinergisitas antar lembaga, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan diharapkan rekonsiliasi dan komitmen bersama ini memberi peran penting dalam penanganan stunting di Aceh dan Kota Lhokseumawe.

“Untuk menurunkan dan menekan prevalensi stunting perlu adanya sinergitas dan kerjasama lintas sektor masing-masing dari dari kita peran penting dalam penanganan stunting. Untuk itu diharapkan agar kita dapat saling bekerjasama dalam mengentaskan permasaalahan stunting di Kota Lhokseumawe ini” ucapnya.

Ketua Tim PPS Perwakilan BKKBN Aceh, Sekban Husni Thamrin, dalam pemaparannya terkait Strategi Nasional menambahkan, bertujuan rekonsiliasi ini untuk koordinasi dan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan TPPS tingkat Kabupaten/Kota guna menyusun langkah strategi percepatan penurunan stunting di Aceh, agar dapat mencapai target nasional yang telah ditetapkan sebesar 14 persen pada 2024.

Selanjutnya Husni Thamrin mengatakan, berdasarkan peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Perpres ini memberikan dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting.

“Peraturan presiden ini memberikan penguatan kerangka intervensi yang harus dilakukan dan kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Aceh,” demikian jelasnya.

Dalam laporan panitia yang dibacakan oleh Sub Koordinator Perencanaan Perwakilan BKKBN Aceh, Dini Rahmadini, berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia Tahun 2021, angka stunting Provinsi Aceh adalah 33,18%, sekaligus menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia setelah Provinsi NTT dan Sulawesi Barat.

Sedangkan di Aceh, angka stunting tertinggi ada di Kabupaten Gayo Lues (42,9%), Kota Subulussalam (41,8%), Kab. Bener Meriah (40,0%). Jika melihat dari ambang batas toleransi yang direkomendasi oleh WHO tentang jumlah stunting, yaitu hanya 20%, maka tidak ada satupun Kabupaten/Kota di Aceh yang berada dibawah 20%. Sedangkan Kota Lhokseumawe sendiri yaitu sebesar angka stunting sebesar 27,4% atau berada diurutan ketujuh terendah di Aceh. (rilis)

Komentar