Pesisir Aceh Tamiang dilanda banjir kiriman, warga gotong royong bangun tanggul darurat

Kuala Simpang – Banjir kiriman melanda wilayah pesisir Aceh Tamiang di Desa Rantau Pakam, Kecamatan Bendahara akibat sungai meluap yang dipicu hujan deras di wilayah tersebut.

Datok Penghulu (Kepala Desa) Desa Rantau Pakam Ruslan dihubungi dari Kuala Simpang, Senin, mengatakan banjir luapan sungai terjadi pada Senin dini hari sekira pukul 02.00 WIB, namun warga sudah mendeteksi musibah itu bakal datang.

“Banjir masuk ke permukiman rumah warga dan menggenangi jalan. Hari ini kami antisipasi dengan gotong royong membuat tanggul darurat,” kata Ruslan.

Menurut Ruslan banjir kiriman dari hulu tersebut diperparah oleh tanggul sungai yang jebol di kampung tersebut belum diperbaiki. Rumah terdekat dengan tepi sungai secara otomatis terendam. Ketinggian air yang masuk ke permukiman sekitar 30-40 centimeter. Sejauh ini pihaknya telah mendapat bantuan karung/goni dari BPBD Aceh Tamiang untuk membuat tanggul secara swadaya.

“Air masuk dari tanggul sheet pile beton yang pernah jebol belum diperbaiki sepanjang 300 meter. Hari ini dari pagi hingga sore warga fokus membuat tanggul darurat menggunakan karung diisi tanah,” jelasnya.

Adapun jumlah karung yang diterima warga Desa Rantau Pakam sebanyak 3.000 helai dan yang terpakai baru sekitar 500 karung. Selebihnya karung goni dibagikan kepada masyarakat, karena masing-masing warga diwajibkan mengisi tanah sebanyak 10 karung.

Sementara untuk kekuatan tanggul yang dibuat secara manual tersebut Ruslan tidak bisa menjamin, namun setidaknya pihaknya sudah berusaha melindungi warga dan kampungnya jadi musibah banjir ‘langganan’ tersebut.

“Pada pukul 17.30 WIB debit sungai terpantau sudah turun dan air di permukiman sudah surut. Untuk sementara Rantau Pakam aman asal jangan debit sungai tambah lagi,” tukasnya.

Banjir kiriman juga meluas ke desa-desa tetangga Rantau Pakam. Adi Syahputra (28) warga Desa Balai, Kecamatan Bendahara menyatakan banjir sudah masuk ke rumah warga sejak Minggu siang setinggi 5-10 centimeter. Sementara pada Senin sore banjir bertambah sedalam pinggang orang dewasa.

“Banjir sudah masuk ke Desa Balai dan Desa Marlempang sejak kemarin. Pemicu utamanya masih dari tanggul yang jebol belum diperbaiki. Selama ini di lokasi tanggul jebol itu hanya dijadikan ajang foto-foto para pejabat yang datang meninjau tanpa diperbaiki,” ungkap Adi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Tamiang Iman Suhery mengatakan menghadapi cauca ekstrem beberapa hari terakhir ini pihaknya sudah mengirim bantuan dan petugas ke wilayah yang rawan terdampak banjir.

Dijelaskannya kondisi di Desa Rantau Pakam banjir dipicu oleh luapan sungai bukan tanggul jebol baru. BPBD sudah mengirim berbagai bantuan awal termasuk ribuan karung goni permintaan warga.

“Ke pesisir Bendahara kita sudah kirim bantuan fiber boat mesin untuk digunakan warga saat pertolongan pertama. Kita juga stanby-kan petugas untuk siap siaga ketika terjadi bencana non kebakaran tersebut,” ujar Iman Suhery.

Komentar